This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

TRANSLATE THIS BLOG

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 10 November 2011

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN


ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN


A. Pengertian Administrasi Pendidikan

Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari berbagai aspeknya. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar kita dapat memahaminya dengan lebih baik.

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.

Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
B. Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.

1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.

2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.

a. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

e. Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
f. Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan kegiatan itu.
• Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.

• Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.

• Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.[4]

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan
Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.

Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru yang sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu, yaitu sekolah

malakah Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan


PEMBAHASAN
Untuk lebih memahami administrasi dan manajemen kita harus lebih memahami administrasi dan manajemen, ketika didalam kehidupan tidak adanya interaksi yang terjadi tidak berjalan dengan baik. Begitupun, administrasi dan manajemen organisasi dapat berjalan dengan baik dan benar.
Tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari administrasi (Charles A Beard).
A. Administrasi Pendidikan   
1. Pengertian Administrasi  
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas/pikiran tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. (Sondang P.Siagian).
Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh kelompok orang dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. (The Liang Gie). 
Administrasi adalah usaha bersama untuk mendaya-gunakan semua sumber dan efisien guna untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan (Depdikbud RI). 
Administrasi pendidikan adalah segenap proses pengarahan pengintegrasian material yang bersangkut-paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. (M. Ngalim Purwanto).
Administrasi pendidikan adalah suatu proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, pembiayaan dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan material yang tersedia baik personel, material maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Depdikbud RI).
  • Tiga Makna Administrasi
Administasi sebagai seni adalah suatu proses yang diketahui hanya suatu proses yang diketahui hanya permulaannya sedang akhirnya tidak ada.
Mempunyai unsur 2 tertentu, yaitu : ada tujuan yang hendak dicapai, ada tugas atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan, adanya peralatan dan perlengkapan untuk melaksankaan tugas-tugas. Sebagai proses kerjasama.
2. Peralatan dan perlengkapan adm
a.    Jumlah orang yang terlibat;
b.    Sifat dan tujuan yang hendak dicapai;
c.    Ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas tugas yang hendak dijalankan;
d.    Sifat yang dapat diciptakan dan dikembangkan. (to be continued).
Secara “aksiomatis” dapat dikatakan bahwa semakin sedikit jumlah orang yang terlibat, semakin sederhana tujuan yang hendak dicapai serta makin sederhana tugas-tugas yang hendak dilaksanakan, semakin sederhana pula peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Sifat, ruang lingkup dan bentuk kegiatan adm berbeda dari zaman ke zaman yang lain; ia berbeda pula dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain; ia berbeda pula dari satu waktu dan kondisi ke lain waktu dan kondisi. 
3. Jenis-Jenis Administrasi
Administrasi Negara
Administrasi Negara Secara Singkat dan sederhana dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegaitan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara.
Administrasi Niaga  
Administrasi niaga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan mulai dari produksi barang atau jasa tersebut di tangan konsumen.
Administrasi Manusia
Manusia sebagai mahluk termulia di muka bumi semakin lama semakin cerdas. Kecerdasan yang semakin cerdas itu mengakibatkan manusia telah dijuluki dengan berbagai predikat seperti homo faber, homo sepiens, homo politicus dan homo ekonomikus. Manusia modern adalah homo administracus serta organizationman. 
4. Dasar-Dasar Administrasi
Dasar Administrasi  
  1. Prinsip Efisiensi, Seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia efisien dalam menggunakan semua sumber tenaga, dana dan fasilitas yang ada. 
  2. Prinsip Pengelolaan, Administrasi akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien melalui orang-orang lain dengan jalan melakukan pekerjaan manajemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengerahkan dan mengontrol. 
  3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan, Jika disertai pekerjaan manajemen dan operatif dalam waktu yang sama, seseorang administrasi cendrung untuk memberikan prioritas pertama pada pekerjaan operatif. 
  4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif , Seorang administrator yang berhasil dalam tugasnya apabila ia menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia (human relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi dan kondisi yang ada.
  5. Prinsip Kerjasama, Seorang administrator akan berhasil baik dalam tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasama diantara orang-orang yang terlibat, baik secara horisontal maupun secara vertikal.
5. Tujuan Administrasi
Menurut Sergiovanni dan Cever (1975) ada 4 tujuan administrasi yaitu : efektivitas produksi, efisiensi, kamampuan menyusuikan diri (adaptiveness), dan kepuasan kerja. Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan sekolah.
1. Pengertian-Pengertian
  1. Administrasi adalah fungsi dari pada, atau apa yang harus dijalankan oleh setiap orang yang memimpin atau mengepalai kantor.
  2. Organisasi adalah struktur tata-pembagian kerja dan struktur tata-hubungan kerja antara sekelompok orang yang masing-masing memegang dan menjalankan jabatan (job), posisi (position) atau fungsi (fungtion) dan yang harus bekerjasama secara tertentu (melalui sistem) untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan bersama yang tertentu.
  3. Managemen adalah perencanaan, pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dari pada semua macam kegiatan organisasi.  
2. Istilah-Istilah dalam Manajemen
Sesuai dengan jenis atau tipe manajemen, dalam Bahasa Indonesia terdapat berbagai istilah yang dipergunakan tapi yang lebih sering digunakan adalah manejemen. Adapun istilah-istilah yang terkenal adalah:
Pengurus atau pengurusan; adalah manajemen yang diangkat melalui pemilihan, dan oleh sebab itu dalam menjelankan menajemen bersifat demokrastis.
Ketatalaksanaan; adalah menajemen yang bersifat manata, mengatur pelaksanaan, dan melaksanakan keputusan-keputusan atau perintah-perintah atasan.
Pengelolaan; adalah manajemen daripada sumberdaya-sumberdaya, misalnya pengelolaan personil, pengelolaan kuangan, pengelolaan material dan sebagainya.
Pengendalian; adalah manajemen daripada situasi atau kondisi, misalnya pengendalian wilayah, adalah manajemen keamanan dan ketertiban wilayah.
Pembinaan, adalah manajemen yang bersifat pengembangan dari pada jiwa atau kemampuan atau keahlian seseorang atau orang-orang, kelompok, masyarakat. Misalnya pembinaan ditekankan pada pembinaan masyarakat.  
3. Aspek Penting Manajemen
  1. Manajemen merupakan suatu bentuk kerja artinya tanpa kita memahami dan menjalankan “kerja” kita tidak akan bisa menjalankan manajemen, karena manajemen itu adalah bekerja di dalam, dengan dan melalui suatu team atau kelompok orang-orang pekerja.
  2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja, merupakan serangkaian prosedur-prosedur kerjasama tertentu. 
  3. Manajemen merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh orang yang berfungsi memimpin dan mengendalikan organisasi sebagai suatu sistem kerjasama. Orang itu disebut manager.
4. Tipe-Tipe Manajemen
Jika mempelajari sejarah bahwa setiap masyarakat manusia itu selalu terdiri atas 3 golongan orang-orang yaitu: 
  1. Golongan pemimpin, terdiri atas orang-orang yang bakat atau kesenangannya adalah menggerakkan atau memimpin orang-orang lain, 
  2. Golongan menengah, golongan independen terdiri atas orang-orang yang perhatiannya dicurahkan kepada ilmu, keahlian, kejuruan, tehnik dagang, kedokteran, hukum, 
  3. Golongan bawahan terdiri atas orang-orang yang tidak mampu atau mememang tidak senang mengurus dirinya sendiri sehingga kesenangannya adalah mengikuti orang lain sebagai pemimpin mereka. 
5. Tipe-Tipe Leadership Manajemen
Dilihat dari segi tipe leadership yang menjadi inti pada manajemen, maka dapat dibedakan berbagai tipe manajemen yaitu:
1.    Manajemen tradisional
2.    Manajemen Bapak-Isme
3.    Manajemen Sistematis
4.    Manajemen Ilmiah atau Scientific Management
Manajemen Tradisionil
Manajemen tradisionil adalah manajemen yang berjalan karena tradisi, berdasarkan kebiasaan yang dipupuk secara bertahuan-tahun dan seringkali secara sistematis. Manajemen tradisionil bukanlah manajemen yang tidak baik, hanya kelemahannya terutama pada 2 hal :
  1. Pengembangannya lambat sekali, memerlukan waktu bertahun-tahun mungkin sampai puluhan tahun. 
  2. Penggunaannya terbatas, hanya dapat dipakai dalam mengahadapi bidan usaha atau pekerjaan yang terbatas. Pada jaman pendudukan Jepang manajemen tradisionil ini mulai hilang oleh karena tenaga-tenaga (Belanda) yang menggerakkan dan menghidupkan tradisi tersebut ditawan dan dibunuh.
Manajemen Bapak- Isme
Adalah manajemen yang berjalan karena pandangan dan ketaatan bawahan terhadap menager-nya sebagai bapak sudah sepatutnya atau sepantasnya ditaati dan dituruti kemauannya sebalik-baliknya. Jadi disini ketaatan dan ketertiban itu terdasar atas perasaan segan dan sayang kepada si bapak. Manajemen bapak-isme dapat berjalan memandang terhadap atasannya sebagai bapak, dan selama atasan itu dalam sikap serta sepak terjangnya memang dapat memperoleh respek.

Kelemahan manajemen Bapak-Isme
  1. Pengurusan dari pada hal-hal yang zakelijk (tegas) didasarkan atas perasaan, sehingga selalu akan gagal.
  2. Penggantian pimbinaan sukar, oleh sebab tidak banyak orang yang dapat berperan sebagai bapak.
  3. Manajemen semacam itu hanya dapat digunakan dalam lingkungan usaha kecil.  
  4. Kerjasama atas dasar perasaan, lambat laun akan mengalami keretakan yang tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan perasaan.
Dalam manajemen bapak-isme ini, segalanya akan mengikuti kepribadian dan kemampuan si bapak, tatacara kerja, luas dan bentuk organisasi, norma-norma kepegawaian, dan sebagainya.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa manajemen tidak dapat berlangsung menurut asas-asas yang rasionil menuju efisiensi dan peningkatan produktifitas, melainkan didorong oleh rasa mengabdi kepada si bapak, dan semua orang mengikuti apa kata atau kehendak bapak. Tapi apabila si bapak bisa berfikir rasionil dalam menjalankan fungsi manajemen maka ini merupakan tipe manajemen yang unik dan ampuh.
Manajemen Sistematis
Adalah jenis manajemen yang terutama digemari oleh para insinyur dan tehnisi pada umumnya berjiwa eksakta. Penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka manajemen sistematis ini, termasuk orang-orangnya dan alat-alatnya dipola sebelumnya menurut dari tindakan-tindakan serta gerak dari jumlah-jumlah atau kualitas-kualitas kerjanya. Waktu yang diperlukan diukur dan ditentukan untuk setiap pekerjaan, dan disusun dalam skema-skema atau ”networkplan” atau sistem yang rapi dan kompleks, dimana setiap pekerjaan dan peralatan kerja berikut material sudah ada seolah-olah hanya tinggal memencet tombol atau menggerakkan orang-orang menurut skema yang telah disiapkan secara rapi.
Kelemahan manajemen Sistematis
  1. Manajemen seperti ini hanya mungkin untuk diperkerjaan-pekerjaan yang dapat diukur dan dikalkulasi secara eksak, kemudian di tata seperti permainan tata letak.
  2. Kurang luwes, memerlukan pekerja-pekerja yang dapat bekerja mekanis-rasionil, dan terutama sukar guna mengikuti keadaan yang berubah serba cepat. 
  3. Mempunyai kecendrungan untuk memperlakukan sebagai mesin atau robot
Manajemen Ilmiah
Adalah manajemen yang : (a) menggunakan ilmu pengetahuan (the lise of science), (b) mempergunakan metode-metode ilmiah (the use of scientific methods) didalam menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus, dan tindakan-tindakan yang perlu diambil.
Mempergunakan metode ilmiah dalam menghadapi masalah atau kasus berarti pada waktu menghadapi masalah/kasus dan berusaha mencari jawaban atau jalan pemecahan simanager bersikap obyektif, sistematis, dalam pelaksanaan dari keputusan-keputusan nanti berulah ia bersikap sesuai dengan iklim sosial, psykologis, dan sebagainya.
Metode ilmiah pada garis bersarnya adalah sebagai berikut:
  1. Temukan dan rumuskan apa yang menjadi masalah (identification and identification of the problem)
  2. Berikan jawaban sementara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dipunyai; pengetahuan yang berasal dari laporan atau cerita orang, surat-surat, dokumen-dokumen, arsip, dan sebagainya, serta pengalaman dimasa lampau yang kadang-kadang menimbulkan intuisi atau feeling atau firasat (hypothesis). 
  3. Cocokan jawaban dengan data dan bahan-bahan informasi berdasarkan fakta-fakta yang harus dikumpulkan. 
  4. Tarik kesimpulan akhir dan ambillah keputusan yang merupakan suatu rencana yang selengkap-lengkapnya mengenai tujuan, sasaran-sasarannya, asas-asas; aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan sebagainya.

Jadi jelaslah bahwa manajemen ilmiah itu pada asasnya sederhana saja. Yang sukar dalam prakteknya adalah, bahwa si manager harus mampu berfikir secara Zakelijk dan obyektif di dalam menghadapi berbagai masalah manajemen, jangan sampai dipengaruhi oleh sentimen atau adat kebiasaan dalam mencari keputusan yang tepat, namun tetap bijaksana dan realistis  di dalam pelaksanaannya.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Administrasi dan manajemen paling membutuhkan karena administrasi tidak akan berjalan kalau administrasi tidak solid dalam proses pelaksanaan begitu jgua mmanajemen, tidak akan berjalan baik jika administrasi tidak solid dalam proses pelaksanaan sebuah organisasi. 


DAFTAR PUSTAKA

  1. Daryanto, M. (1998). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Engkoswara.  (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
  3. Handayaningrat, Soewarno. (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung
  4. Sagala, Syaiful. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
  5. Said, Chatlinas. (1988). Pengantar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.


MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN



BAB I
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
ü Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
ü Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
ü Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Subjek/ Objek Filsafat Pendidikan
Berfikir merupakan subjek dari filsafat pendidkan akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam tentang bagaimanan memperbaiki pendidikan.
Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1. Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
2. Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
C. Ruang Lingkup Filsafat
Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.






BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Pandangan fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslan antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah itu mengganggu pada penyekolhan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
B. Subjek/ Obyek Filsafat Pendidikan
Subjek filsfat adalah seseroang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, Maka filsafatpun (sudut pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat
a. Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam semesta)
b. Obyek Formal/ Sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld : “……bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian scara radikan dan menurut sistem”.
1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat
C. Ruang Lingkup Filsafat
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
ü Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
ü Tentang ada dan tidak ada.
ü Tentang alam, dunia dan seisinya.
ü Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
ü Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
ü Tuhan tidak dikecualikan.
Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu pengetahuan tapi. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
a. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
b. Tentang ada dan tidak ada.
c. Tentang alam, dunia dan seisinya.
d. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
e. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
f. Tuhan tidak dikecualikan.
Ruang lingkup dari filsafat yaitu :
a. Tentang pengetahuan : logika yang memuat :
a. Logika formil yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukun berpikir yang harus ditaati agar kita dapat berpikit dengan benar dan mencapai kebenaran. jadi bagaimana orang harus berpikir dengan baik dan aturan-aturan untuk itu. Hukum-hukum logika berlaku dan penting bagi semua ilmu pengetahuan lainnya pula, bagi filsafat merupakan alat yang harus dikuasai lebih dahulu.
b. Logika materiil kritik (epistimologi)
Yang memandang ilmu pengetahuan (materil) dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan. Jadi mempelajari perihal :
1. Sumber dan asal pengetahuan
2. Alat-alat pengetahuan
3. Proses terjadinya pengetahuan
4. Kemungkinan dan batas pengetahuan
5. Kebenaran dan kekeliruan
6. Metode ilmu pengetahuan dan lain-lain.
b. Tentang “ada” : metafisika atau ontology
Hal ini mengupas tentang :
1. Apakah arti ada itu?
2. Apakah kesempurnaannya ada itu?
3. Apakah tujuannya ada itu?
4. Apakah sebab dan akibat?
5. Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barang yang ada itu?
c. Tentang dunia material : kosmologi
Hal ini membicarakan tentang asal mula atau sumber dan susunan atau struktur dari alam semesta.
d. Tentang manusia : filsafat tentang manusia.
Orang mengetahui tentang “ada” itu dari adanya sendiri.
e. Tentang kesusilaan : etika
Manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang tidak baik itu menimbulkan berbagai soal, yaitu :
1. Apakah yang disebut baik itu?
2. Apakah yang buruk itu?
3. Apakah ukuran baik atau buruk itu?
4. Apakah suara batin itu?
5. Apakah kehendak bebas?
6. Apakah artinya kepribadian itu?
f. Tentang Tuhan : Theodyca
Hal inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa manusia itu bukan sumber sari segala-segalanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan.
Singkatnya bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia sendiri dan dunia.






BAB IV
KESIMPULAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1. Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
2. Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
1. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2. Tentang ada dan tidak ada.
3. Tentang alam, dunia dan seisinya.
4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
6. Tuhan tidak dikecualikan.


 
DAFTAR PUSTAKA

1. Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta : Logos Wacana Ilmu
2. Arifin, Muzayyin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Sinar Grafika Offset
3. Prasetya. 1997. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
4. Azumardi Azra, Esai-esai Intelektual Muslim,

Translate

Jalanku Untuk-MU