This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

TRANSLATE THIS BLOG

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 17 Maret 2013

Demi Ibadah, Pesepakbola ini ‘Pensiun Dini’

Demi Ibadah, Pesepakbola ini ‘Pensiun Dini’
 Usai memperkuat PSMS Medan di kancah Indonesia Premier League (IPL), Fadli Hariri mengambil keputusan besar.
Ia memutuskan gantung sepatu, mengakhiri karier sebagai pesepakbola profesional. Padahal, usianya baru 27 tahun.
Kenapa Fadli memutuskan berhenti bermain? Padahal, usianya masih memungkinkan ia untuk merumput beberapa tahun lagi. Fadli juga diketahui tidak menderita cedera kambuhan. Jawabannya agak mencengangkan.
Pemain yang yang pernah dipanggil mengikuti Pelatnas Timnas Indonesia untuk ajang SEA Games dan Asian Games (2005 dan 2006), mengaku telah kehilangan motivasi bermain.
“Sebenarnya ini bukan keputusan mendadak. Sejak tahun lalu, sepulang dari berhaji, saya sudah memikirkan untuk pensiun. Berhenti main bola, pindah profesi. Tapi, kemudian ada ajakan dari Pak Freddy (CEO PSMS Medan IPL). Dengan berbagai pertimbangan, saya putuskan menunda rencana (pensiun),” ujar pesepakbola yang memulai karier di PSMS Junior.
Namun, seiring waktu berjalan, Fadli merasa kecewa. Berbagai persoalan yang mendera PSMS, mulai dari sisi prestasi maupun finansial, membuat minatnya untuk terus menekuni profesi yang telah membesarkan namanya hingga ke tingkat nasional, menurun sama sekali.
“Motivasi saya benar-benar turun. Apa gunanya saya main sepakbola kalau seperti ini. Pertimbangan lain adalah soal ibadah,” paparnya.
Fadli menuturkan, ia agak kesulitan menutup aurat saat bermain sepakbola. Ia juga kerap kehilangan konsentrasi di lapangan, tiap kali mendengar suara azan, sementara ia masih bertanding.
“Azan saat saya sedang bertanding sering saya alami. Mau bagaimana, pertandingan tidak mungkin dihentikan. Saya pun tidak mungkin minta keluar dari lapangan. Padahal, sebagai Muslim, harus menyegerakan salat. Inilah beberapa di antara pertimbangannya,” ungkap Fadli.
Disinggung perihal gajinya yang masih tertunggak, wakil kapten PSMS Medan IPL mengaku tetap akan berupaya mendapatkannya. Menurutnya, bagaimanapun gaji merupakan haknya. Namun, ia tidak akan bersikap terlalu ngotot.
“Alhamdulilah, dengan kejadian ini bisa diambil hikmahnya. Disyukuri saja kecil dan besar rezeki yang diberikan,” cetusnya. (*)
http://kampoengsantri.wordpress.com/2012/11/12/demi-ibadah-pesepakbola-ini-pensiun-dini/

Translate

Jalanku Untuk-MU