This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

TRANSLATE THIS BLOG

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 19 November 2012

PENTINGNYA AQIDAH AKHLAK DIBERIKAN KEPADA ANAK USIA DINI



PENTINGNYA AQIDAH AKHLAK DIBERIKAN KEPADA ANAK USIA DINI
A.    AKIDAH AKHLAK
1.      Pengertian Akidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَÙ‚َدَ-ÙŠَعْÙ‚ِدُ-عَÙ‚ْدً] artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya [أخلاق] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
2.      Dasar Akidah Akhlak
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
3.      Tujuan Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut.
Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a.         Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?
“ mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: 
“Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: 
“Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan.
Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar
b.        Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
c.         Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
B.     ANAK USIA DINI
1.         Pengertian Anak Usia Dini
Yang dimaksud dengan anak usia dini atau anak prasekolah adalah
mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti
program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya
mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain
(play group).
Sementara itu, menurut direktorat pendidikan anak usia dini,
pengertian anak usia dini adalah anak usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani
maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.27 Hal
ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Dari pengertian tersebut tergambar bahwa anak usia dini adalah
anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar. Sedangkan jenjang pendidikan dasar
dimulai pada usia 7 tahun.
2.         Memahami Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal.
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut :
a.         Usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
b.        Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal yang positif.
c.         Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya. Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya. Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
C.    PENTINGNYA AQIDAH AKHLAK DIBERIKAN KEPADA ANAK USIA DINI
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak adalah ibarat oase di tengah-tengah gurun pasir yang kering dan tandus. la akan memberi kepuasan ketika dahaga, memberi keteduhan ketika panas, dan memberikan kebahagiaan ketika datang nestapa. Pada anaklah tergantung cita dan cinta orang tua. Dengan anaklah orang tua akan mengarungi bahtera kehidupan. Dan doa anaklah yang akan memberi kesejukan dan kebahagiaan di alam akherat. Semua itu akan menjadi sebuah keniscayaan apabila seorang anak mendapat pendidikan yang tepat, sehingga berguna bagi orang tua, lingkungan, masyarakat dan negara.
Pendidikan anak merupakan hal yang terpenting yang harus diberikan orang tua kepada putra-putrinya. Anak merupakan miniatur masa depan sebuah bangsa. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila semua orang tua berlomba memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Sekolah atau lembaga pendidikan yang bermutu menjadi acuan dalam menentukan pilihan tujuan pendidikan anak-anak. Tidak kalah pentingnya adalah pendidikan akhlak, budi pekerti, atau moral yang wajib diberikan kepada tiap anak. Sebab walaupun seorang anak mempunyai kemampuan akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi apabila tidak dibarengi penanganan akhlak dan moral yang benar tentu tidak seimbang. Boleh jadi akan berakibat fatal bila dia sudah besar nanti.
Di tengah melubernya arus informasi yang mudah didapat, tentu kita harus membentengi anak-anak kita dengan pendidikan akhlak yang benar. Konsep teladan orang tua perlu dikedepankan, sebab pada usia-usia dini sikap meniru anak masih dominan. Peran orang tua dalam membentuk moral dan akhlak anak sangat sangat besar. Keteladanan kedua orang tua dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku menjadi contoh nyata bagi putra-putri mereka. Perhatian yang iebih dari orang tua terhadap gerak-gerik dan aktrvitas mereka sangat diperlukan, apalagi saat ini tayangan televisi begitu deras dimana apabila tidak ada kontrol dari orang tua bisa berakibat kurang baik terhadap tumbuh kembang anak. Mulai dari tayangan film kartun, sinetron, acara hiburan, acara berbau mistik yang kesemuanya itu acapkali sarat dengan hal- hal yang kontra produktif terhadap pendidikan anak, bahkan berpotensi merusak attitude anak. Belum lagi pergaulan dan life style (gaya hidup), adanya video porno yang akhir-akhir ini marak dibicarakan, yang apabila benar-benar diperhatikan akan mengelus dada kita.
Luqman menjadi contoh dalam mendidik anak yang berakhlak
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar" (QS. Lukman : 13).
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran, pertama, orang tua wajib memberi pendidikan anak-anaknya. Kedua, dalam mendidik prioritas pertama adalah penanaman aqidah, pendidikan aqidah diutamakan agar menjadi kerangka dasar dan landasan dalam membentuk pribadi anak yang sholeh.
Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan kasih sayang, hal ini dapat kita cermati dan seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayya” (Wahai anak-anakku). Seruan tersebut menyiratkan sebuah ungkapan yang penuh muatan kasih sayang, sentuhan kelembutan dalam mendidik anak-anaknya. Indah dan menyejukkan. Kata "Bunayya" mengandung rasa manja, kelembutan dan kemesraan, tetapi tetap dalam koridor ketegasan dan kedisiplinan dan bukan berarti mendidik dengan keras.
Mendidik anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak berjiwa keras, kejam dan kasar. Kekerasan hanya meninggalkan bekas yang menggores tajam kelembutan anak, kelembutan dalam diri anak akan hilang tergerus oleh pendidikan yang keras dan brutal. Kepribadian anak menjadi kental dengan kekerasan, hati, pkiran, gerak dan kesejukan jauh dari kebenaran dan kesejukan. Kelembutan, kemesraan dalam mendidik anak merupakan konep al-quran, apapun pendidikan diberikan kepada anak hendaknya dengan kelembutan dan kasih sayang. Begitu juga dalam prioritas mendidik diutamakan mendidik aqidahnya terlebih dahulu, dengan penyampaian yang lembut dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak akan tersentuh dan merasa aman di dekat orang tuanya
Menurut ajaran agama islam , ada 3 ( tiga ) hal penting yang harus diberikan pada anak usia dini :
1.      pendidikan akidah,
Islam memposisikan akidah sebagai hal yang sangat mendasar, yakni sebagai rukun iman dan rukun Islam yang sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang Islam dengan yang non Islam.
2.       pendidikan ibadah,
Dalam islam tata peribatan telah diatur dengan sebaik mungkin dengan tidak menyalahi kolidor fitrah manusia, dan aplikasinya harus mengupayakan sedini mungkin. Hal itu dilakukan agar kelak mereka tumbuh menjadi insan yang benar-benar takwa, yakni taat melaksanakan segala perintah Allah dan Rasulnya dan taat pula menjauhi larangannya.
3.       pendidikan akhlak\
Untuk mmencapai kesempurnaan Islam yang sejati akhlak merupakan pondasi  utama yang harus di realisasikan. Untuk merealisasikan hal itu ayat Al-Quran dan Hadis Nabi telah banyak memberikan panduan.






























BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan dari beberapa poin yang trepenting untuk, diantarnya akidah adalah aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.sedangkan akhlak adalah sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
Anak usia dini merupakan mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti. program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di Indonesia umumnya
mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain (play group).
Akidah akhlak sangta penting diterapkan kepada anak usia dini karena anak usia dini adalah penentu masa selanjutnya, jika mereka tak pernah diberikan asumsi akidah akhlak meraka akan jadi apa. Dan bahkan akhlak buruk pun melekat didalam hati mereka oleh karena itu akidah akhlak sangat lah penting diberiokan kepada anak usia dini.







Translate

Jalanku Untuk-MU