This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

TRANSLATE THIS BLOG

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 17 Maret 2013

Demi Ibadah, Pesepakbola ini ‘Pensiun Dini’

Demi Ibadah, Pesepakbola ini ‘Pensiun Dini’
 Usai memperkuat PSMS Medan di kancah Indonesia Premier League (IPL), Fadli Hariri mengambil keputusan besar.
Ia memutuskan gantung sepatu, mengakhiri karier sebagai pesepakbola profesional. Padahal, usianya baru 27 tahun.
Kenapa Fadli memutuskan berhenti bermain? Padahal, usianya masih memungkinkan ia untuk merumput beberapa tahun lagi. Fadli juga diketahui tidak menderita cedera kambuhan. Jawabannya agak mencengangkan.
Pemain yang yang pernah dipanggil mengikuti Pelatnas Timnas Indonesia untuk ajang SEA Games dan Asian Games (2005 dan 2006), mengaku telah kehilangan motivasi bermain.
“Sebenarnya ini bukan keputusan mendadak. Sejak tahun lalu, sepulang dari berhaji, saya sudah memikirkan untuk pensiun. Berhenti main bola, pindah profesi. Tapi, kemudian ada ajakan dari Pak Freddy (CEO PSMS Medan IPL). Dengan berbagai pertimbangan, saya putuskan menunda rencana (pensiun),” ujar pesepakbola yang memulai karier di PSMS Junior.
Namun, seiring waktu berjalan, Fadli merasa kecewa. Berbagai persoalan yang mendera PSMS, mulai dari sisi prestasi maupun finansial, membuat minatnya untuk terus menekuni profesi yang telah membesarkan namanya hingga ke tingkat nasional, menurun sama sekali.
“Motivasi saya benar-benar turun. Apa gunanya saya main sepakbola kalau seperti ini. Pertimbangan lain adalah soal ibadah,” paparnya.
Fadli menuturkan, ia agak kesulitan menutup aurat saat bermain sepakbola. Ia juga kerap kehilangan konsentrasi di lapangan, tiap kali mendengar suara azan, sementara ia masih bertanding.
“Azan saat saya sedang bertanding sering saya alami. Mau bagaimana, pertandingan tidak mungkin dihentikan. Saya pun tidak mungkin minta keluar dari lapangan. Padahal, sebagai Muslim, harus menyegerakan salat. Inilah beberapa di antara pertimbangannya,” ungkap Fadli.
Disinggung perihal gajinya yang masih tertunggak, wakil kapten PSMS Medan IPL mengaku tetap akan berupaya mendapatkannya. Menurutnya, bagaimanapun gaji merupakan haknya. Namun, ia tidak akan bersikap terlalu ngotot.
“Alhamdulilah, dengan kejadian ini bisa diambil hikmahnya. Disyukuri saja kecil dan besar rezeki yang diberikan,” cetusnya. (*)
http://kampoengsantri.wordpress.com/2012/11/12/demi-ibadah-pesepakbola-ini-pensiun-dini/

Rabu, 13 Maret 2013

Bukti Bulan Pernah Dibelah Rasulullah Muhammad SAW

Bukti Bulan Pernah Dibelah Rasulullah Muhammad SAW
 Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail.

Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”

Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”

Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya(Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar) akan menceritakan sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, ” Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”

Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!”

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.

Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah

menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar.

Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka

ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…”

Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.

Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.”

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?

” Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”

Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!”

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, ‘Mukjizat benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar.


Sumber Artikel Dari: http://cybermanado.blogspot.com/2011/08/bukti-bulan-pernah-dibelah-rasulullah.html#ixzz2N5VzfaM3

Selasa, 12 Maret 2013

Awas!!! 'Dahsyat' RCTI Hina Islam, Sebut Islam Pro Setan


rcti

rcti



09-maret 2013

Awas!!! 'Dahsyat' RCTI Hina Islam, Sebut Islam Pro Setan



JAKARTA (voa-islam.com) – Sangat disayangkan, pernyataan Chef Renne Tanjung yang menyebut kata majemuk ‘Islam Prosetan’ pada tayangan “Dahsyat” RCTI, 24 Desember 2012 lalu, telah menghina Islam. Program acara Dahsyat yang disiarkan RCTI harus dihentikan dan dibubarkan.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat telah menyampaikan hasil penilaian Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke RCTI terkait penayangan Program Siaran “Dahsyat” tanggal 24 Desember 2012 dalam adegan yang menyebutkan kata “Islam Prosetan”. Penilaian Majelis Ulama Indonesia terlampir berdasarkan permintaan KPI Pusat pada surat No. 40/K/KPI/01/13 tertanggal 16 Januari 2013 dan surat No. 137/K/KPI/03/13 tertanggal 4 Maret 2013 seperti dilansir kpi.go.id.

Hasil penilaian Majelis Ulama Indonesia dalam surat No. B-78/MUI/III/2013 tertanggal 4 Maret 2013 (surat terlampir) atas pogram melengkapi isi surat sanksi administratif penghentian sementara KPI No. 138/K/KPI/03/13 tertanggal 5 Maret 2013.

KPI meminta, surat sanksi administratif KPI dan hasil penilaian MUI menjadi bahan evaluasi internal RCTI untuk memperbaiki program tersebut di masa mendatang.

Adapun penilaian MUI terhadap pelanggaran di dalam acara “Dahsyat” yakni dengan mempertimbangkan beberapa ayat Al Qur’an dan hadits yang mengadung pengertian betapa buruknya kata “Syaitan” (Setan). Ayat-ayat Al Qur’an yang dikutip yakni QS. Annisa’/4:119-120, QS. Al Baqarah/2:168-169, QS. Albaqarah/2:208, QS. Annisa’/4:38, QS. Al-An’am/6:142, dan QS. Al-A’raf/7:22. Sedangkan hadits nabi yang dikutip yakni Shahih Muslim, hadits ke-587, juz I halaman 146.

Menurut kesimpulan dengan memperhatikan hal-hal di atas, MUI berpendapat penggunaan kata majemuk “Islam prosetan” adalah tidak benar dan buruk. Islam sama sekali tidak prosetan, bahkan berseberangan.

Diakhir suratnya, MUI merekomendasikan, menghendaki lembaga penyiaran yang memberi kesempatan tampilnya kata majemuk tersebut diberi sanksi sesuai dengan peraturan perundangan. Kemudian untuk menghindari kesalahan sejenis terjadi lagi, MUI meminta setiap program harus direkam lebih dulu agar lembaga penyiaran terlebih dahulu melakukan penyensoran.

Ketua DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Salim Alatas atau Habib Selon, (8/3/2013) menilai, "Acara Dahsyat RCTI telah berkali-kali melecehkan Islam. Pernyataan ‘Islam prosetan’ itu menjadi puncaknya. FPI menuntut pembubaran acara Dahsyat RCTI,” tegas Habib Selon.

Habib Selon juga mendesak menejemen RCTI agar segera menghentikan acara musik Dahsyat, karena Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menyatakan acara Dahsyat, 24 Desember 2012, menodai Islam.

“Jika RCTI tetap menyiarkan Dahsyat dan melecehkan teguran KPI serta rekomendasi MUI, FPI akan turun tangan menghentikan dan membubarkan Dahsyat,” pungkas Habib Selon.

Di surat sanksi KPI dijelaskan pelanggaran yang dilakukan program Dahsyat yakni ditayangkannya adegan Raffi Ahmad bertanya kepada  bintang tamu, Chef Renne Tanjung, “Kamu Natal nggak?” dan kemudian Chef Renne menjawab: “Nggak!” Lalu Raffi bertanya, “Kamu nggak Natal ya?” Chef Renne menjawab, “Nggak, saya Islam prosetan.”

Hal itu menjadi kesimpulan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait pernyataan bintang tamu Chef Renne, saat menjawab pertanyaan presenter Dahsyat, Raffi Ahmad. Penayangan adegan yang menyebutkan Islam prosetan itu, dikategorikan sebagai pelanggaran atas penghormatan terhadap nilai-nilai Islam serta perlindungan untuk anak dan remaja.

Hasil penilaian MUI dalam surat No. B-78/MUI/III/2013 tertanggal 4 Maret 2013, melengkapi isi surat sanksi administratif penghentian sementara KPI No. 138/K/KPI/03/13 tertanggal 5 Maret 2013. [Desastian/salam-online]

Sumber:

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/03/09/23539/awas-dahsyat-rcti-hina-islam-sebut-pro-setan/

Senin, 11 Maret 2013

Jaringan sosial milik indonesia(facebook nya Indonesia)

Fb Indonesia

Situs jejaringan sosial milik indonesia(facebook nya Indonesia)

1. www.Fupei.com .........:
FUPEI (Friends Uniting Program Especially Indonesia) adalah sebuah website komunitas yang berisi tentang jurnal persahabatan dan kreatifitas di internet, dikhususkan untuk kalangan Indonesia, FUPEI terus berusaha untuk mengembangkan fasilitasnya agar tidak kalah dengan fasilitas website-website yang sejenis diluar, memiliki anggota sebanyak 80.000 lebih orang dengan 96,3 persen adalah pengguna yang berasal dari Indonesia.

2. Www.Adandu.com .........:
Adandu memiliki tampilan logo dan website yang didominasi warna merah- putih serta maskot berbentuk kartun bintang kuning. Adandu mulai diluncurkan dalam versi beta di bulan Oktober 2009. Berdasarkan data Alexa pada Mei 2009 laju pertumbuhan jumlah halaman website Adandu yang diakses (pageviews) dalam tiga bulan naik 6000%. Sedangkan laju waktu tinggal per orang (average time on site) tumbuh 2400%. Data ini menunjukkan meningkatnya jumlah dan loyalitas pengunjung yang mengakses website.

3. Www.Digli.com .........:
DIGLI adalah situs pertemanan dengan rasa Indonesia dimana seluruh pengguna DIGLI bisa berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk sebuah aktifitas bersosialisasi.Lebih mudah mendapatkan temanDengan DIGLI, para pengguna bisa lebih mudah mendapatkan teman-teman baru karena di sini para pengguna DIGLI lebih mudah mengakrabkan diri dengan pengguna lainnya. Selain itu, berbagai fasilitas yang tersedia sangat mendukung para penggunanya untuk menjalin komunikasi dengan pengguna-pengguna lainnya,kalau dalam penilaian situs ini menggabungkan antara facebook dengan kaskus.

4. Www.Otofriends.com .....:
Otofriends merupakan sebuah social networking yang baru, diperkenalkan tahun 2008. Situs ini mengusung tema jejaring sosial dengan tagline "Community Gathering, Start From Indonesia". Otofriends dikembangkan oleh mahasiswa asli dari Indonesia, sampai saat saya menulis posting-an ini, saya belum tahu siapa nama pasti mahasiswa tersebut, (pemilik tidak mengespost jati dirinya, hanya menisbahkan diri sebagai Team Otofriends) beberapa forum mengidentifikasinya sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia. Beberapa user yang telah bergabung, menilai akses Otofriends tergolong cepat dengan fitur komplit serta terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Facebook, fitur Otofriends mirip Facebook. Fitur Otofriends dapat dikatakan merupakan kombinasi (gado-gado) dari Facebook, Yahoogroups, Friendster, bahkan Multiply.

5. Www.Lilocity.com .......:
LILO (Little Online) dikembangkan sebagai medium berkumpul anak muda yang berkonsep Virtual World Society (VWS). Sandi Pinatabahri, Manajer Bisnis M-Stars, menyampaikan, "Kami mengembangkan LILO ke arah VWS karena memang kami ingin memberikan tempat untuk anak-anak muda bersosialisasi, berkreasi, dan mengekspresikan dirinya di virtual world."

6. Www.Kongkoow.com ......:
Kongkoow merupakan situs jejaring sosial bercitarasa lokal yang menyediakan fasilitas sangat lengkap seperti akun email, file sharing, video streaming, dan blogging.

7. Www.KenalanYuk.com ......:
kenalan yuk.com adalah situs pertemanan/ sosial seperti yang sedang marak dibicarakan saat ini. Fitur-fitur pada KenalanYuk pun agak-agak mirip dengan Facebook. Cuma tentu saja ada perbedaannya. Kalo Facebook > biru maka KenalanYuk > hijau. Silahkan buka sendiri situsnya untuk info lebih lanjut.

8. Www.MyPulau.com .......:
MyPulau adalah situs jejaring sosial yang dimotori oleh pihak telkomsel. Sebenarnya MyPulau sudah ter daftar sejak 28 Agustus 2007. Namun situs yang satu ini, baru aktif baru-baru ini. Namanya juga situs jejaring sosial, disini kamu dapat menemukan serta berkomunikasi dengan teman-teman kamu ataupun mencari teman-teman yang baru. Situs jejaring sosial yang satu ini memiliki kelebihan dimana semua hal yang dimiliki situs jejaring sosial ternama seperti facebook dan twitter ada disini. Bahkan yang ada dalam mypulau.com tidak terdapat pada facebook dan twitter.

9. Www.Koprol.com ......:
Koprol.com merupakan jejaring sosial berdasarkan lokasi yang ditujukan untuk kota – kota di Indonesia, Koprol memberitahu lokasi sesama pengguna Koprol serta menghubungkan sesama penggunanya yang berada ditempat yang sama. Jejaring sosial ini menggunakan metode berbasis lokasi. Disini ponsel pengguna dapat bersifat seperti GPS tanpa aplikasi GPS dari ponsel itu sendiri. Koprol menyediakan sejumlah pilihan tempat dimana penggunanya bisa check-in di lokasi tersebut. Setelah masuk log, di sini pengguna bisa melihat siapa saja anggota lain yang sedang berada di lokasi yang sama.

10. Www.Kidnetmania.com ......:
KID Net yang berarti Kerja Input Data dot Net merupakan produk asli Indonesia, yang membuat wadah bagi anda yang menginginkan pendapatan tambahan melalui internet, ribuan orang sudah bergabung, saat ini sudah masuk 3000-an member lebih. Tugas member kid net adalah sebagai staff data entry dan akan mendapat komisi dari pekerjaan yang dia lakukan. Saat ini KID NET sudah tidak menerima member lagi, kecuali melalui jalur khusus (bayar) dan hanya akan membuka pendaftaran diwaktu-waktu tertentu.

11. Www.Kombes.com ......:
Secara penampilan dan fungsinya hampir mirip dengan FaceBook, hanya ada beberapa perbedaan tampilan yang ditonjolkan dan situs ini memang kebanyakan anggotanya dari lokal Indonesia saja. Banyak terdapat iklan yang terpampang diatas dan di bawah halaman, berbeda dengan FB yang free dari iklan- iklan yang ada. Tapi bagaimanapun juga kita harus tetap salut dengan si pembuat yang sudah bisa 'memodifikasi' beberapa jejaring sosial lainnya dan dipadukan serta diramu sehingga bisa menghasilkan Kombes.Com ini. Untuk menjadi member kita harus melakukan sign-up terlebih dahulu, dan bisa memberikan update dan beberapa catatan didalamnya.

12. Www.Indoface.com .......:
Ini dia situs pertemanan dari indonesia dan mungkin sebagai alternatif situs pertemanan yang sudah ada. Disitus pertemanan ini disediakan beberapa fitur diantaranya blog,my voice,vote dan kalau kalian ingin menjual barang atau mempromosikan sesuatu di IndoFace disediakan layanan pasang iklan gratis.Bagi kamu yg mempunyai bisnis online mau pun offline kamu bisa mempromosikannya. Nah mantapkan udah dapat teman baru dapat pula pasang iklan gratis.Kabar baiknya lagi setiap aktifitas kamu di IndoFace seperti login,upload foto mau pun mp3 dan kasih komentar akan mendapatkan poin,yang kalau sudah mencukupi poin tersebut bisa ditukar dengan barang elektronik seperti ponsel atau barang elektronik lainnya yg sudah disediakan pihak IndoFace makin mantap aja kan gabung di IndoFace.

Sumber:
http://satria35.mywapblog.com/situs-jejaringan-sosial-milik-indonesiaf.xhtml

Senin, 04 Maret 2013

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DAN PEMIKIRANNYA ABAD KE-20

tokoh pendidikan islam abad 20

tokoh pendidikan islam abad 20


TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DAN PEMIKIRANNYA ABAD  KE-20

A.    MAHMUD YUNUS

1.      Riwayat hidup Mahmud Yunus

Beliau dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1899 di Batusangkar, Sumatera Barat. Semenjak kecil beliau sudah mempunyai kecendrungan kepada ilmu pengetahuan agama. Ketika berumur 7 tahun beliau menempuh pendidikan Al-Qur’an dibawah bimbingan kakeknya M. Thahir (Tuangku Gadang). Setelah menamatkan pendidikan tersebut beliau menggantikan sang kakek menjadi seorang guru. 2 tahun kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Desa dan kemudian meneruskan ke Madrasah School. Pada tahun 1923 beliau menunaikan ibadah haji, dan belajar ke Mesir di Al-Azhar (1924), dan Dar El Ulum Ulya (Cairo) hingga tahun 1930.

Pada bidang politik beliau juga ikut mempertahankan kemerdekaan RI dan beliau terpilih sebagai penasehat presiden mewakili Majelis Islam Tinggi.

2.      Pemikiran Mahmud Yunus Tentang Pendidikan Islam

a.       Kurikulum

Di bidang kurikulum beliau menawarkan kurikulum pengajaran bahasa arab yang integrated antara satu cabang dengan cabang lainnya dalam bahasa arab yang dipadukan dengan menerapkannya dalam pergaulan sehari-hari

b.      Kelembagaan

Beliau merupakan salah seorang yang mempelopori untuk mengubah sistem pendidikan dari yang bercorak individual kepada sistem pendidikan klasikal

c.       Metode Pengajaran

Beliau mempunyai perhatian yang sangat besar mengenai hal ini. Beliau memberikan sebuah buku pegangan bagi para guru-guru agama yang berisikan tentang cara mengajarkan agama yang sebaik-baiknya kepada peserta didik sesuai dengan tingkat usia dan pendidikan yang diikutinya. Beliau juga menulis buku yang berjudul “metode khusus pendidikan agama”

Mengetahui metode mengajar itu sangat penting bagi seorang guru. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam mengajar sering terletak pada metode pengajaran yang ditempuhnya. Apabila cara (metode) mengajar itu baik dan sesuai dengan kaidah asas-asas mengajar, maka banyak kemungkinan mendapatkan hasil yang baik pula. Guru yang pintar menurut Mahmud yunus, menguasai berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, mempunyai banyak sumber bacaan dan sebagainya, tetapi ia mengalami kegagalan, tidak mampu membuat muridnya paham terhadap apa apa yang diajarkannya. Kegagaln ini, menurutnya disebabkan oleh kasalahan dalam memilih metode, atau ia tidak memakai metode yang efektif dan efisien

B.     BUYA HAMKA

1.      Riwayat hidup Buya Hamka

Buya Hamka lahir di Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 16 Februari 1908. Haji Abdul Karim Amarullah (Hamka) pernah menjadi pemimpin pertama MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Semenjak muda beliau banyak aktif di organisasi Muhammadiyah, dan merupakan tokoh yang berpengaruh di organisasi Muhammadiyah.

Beliau hidup dan berkembang dalam struktur masyarakat Minangkabau yang menganut sistem Matrilineal. Beliau menerima dasar-dasar agama dari sang ayah. Oleh sang ayah beliau dibawa ke Padang Panjang untuk mengecap pendidikan disana. Pelaksanaan pendidikan di Padang Panjang masih bersifat tradisional, materi yang diberikan berorientasikan pada pengajian kitab-kitab klasik, seperti; nahwu, sharaf, mantiq, bayan, fiqh (Thawalib Parabek).

Ketika berada di Yogyakarta, beliau juga belajar kepada kepada Ki Bagus Hadikusumo (tafsir), RM Suryo Pranoto (Sosiologi). Beliau banyak mengembangkan ide-ide sehingga terbentuklah pemikiran-pemikiran tentang Islam sebagai suatu yang statis dengan Islam sebagai suatu yang dinamis seperti yang hidup di Yogyakarta.

3.      Pemikiran Buya Hamka Tentang Pendidikan Islam

a.       Urgensi Pendidikan Bagi Manusia

Menurut Buya Hamka, penyebab terjadinya kemunduran umat Islam di Indonesia adalah banyak disebabkan oleh pada pendidikan yang bersifat tradisional. Disamping itu pendidikan yang diajarkan hanya berupa ilmu-ilmu warisan kaum kafir (Kolonial Belanda).

Setiap manusia memiliki fitrah (potensi) yang dinamis, fitrah manusia pada dasarnya menuntun untuk senantiasa berbuat kebajikan dan untuk mengabdi kepada sang Khalik. Menurut beliau pendidikan sangat penting bagi manusia untuk membawa ke arah yang lebih baik, sehingga fitrah yang telah diberikan oleh sang Khalik tersebut tidak terbengkalai atau lepas dari nilai-nilai kebajikan.

b.      Terminologi Pendidikan Islam

Buya Hamka membedakan makna pendidikan dan pengajaran, menurutnya pendidikan merupakan serangkaian usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membentuk watak, budi pekerti, akhlak, dan kepribadian peserta didik, sehingga ia bisa membedakan mana yang baik, dan mana yang buruk.  Sedangkan pengajaran adalah upaya untuk mengisi intelektual peserta didik dengan sejumlah ilmu pengetahuan.

Buya Hamka juga berpendapat bahwa: ”berdasarkan akalnya manusia dapat menciptakan peradaban dengan baik”, fenomena ini dapat dilihat dari sejarah manusia di muka bumi. Disamping itu fungsi pendidikan tidak hanya sebagai proses pengembangan intelektual dan kepribadian peserta didik saja, akan tetapi proses sosialisasi peserta didik dengan lingkungan dimana tempat ia berada.

c.       Tugas Dan Tanggung Jawab Pendidik

Menurut Beliau tugas dan tanggung jawab seorang pendidik adalah memantau, mempersiapkan dan menghantarkan peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang luas, berakhlak mulia, dan bermanfa’at bagi kehidupan masyarakat. Untuk melaksanakan hal ini ada 3 institusi yang bertugas dan bertanggung jawab :

a.       Lembaga Pendidikan Informal (Keluarga)

b.      Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)

c.       Lembaga Pendidikan Non Formal (Masyarakat)

C.    MUHAMMAD NATSIR

1.      Riwayat Hidup Muhammad Natsir

Muhammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada tanggal 17 Juli 1908 M. Ibunya bernama Khadijah , ayahnya bernama Muhammad Idris Sutan Saripado. Pendidikan beliau dimulai dari HIS (Holandsch Inlandshe School), dan belajar membaca Al-Qur’an pada malam hari. Pada tahun 1927 beliau bersekolah di AMS (Algemene Middlebare School), Bandung. Selama di Bandung beliau banyak memperdalam dan mengkaji ilmu-ilmu agama dan berguru kepada A Hasan

2.      Pemikiran Muhammad Natsir Tentang Pendidikan Islam

Muhammad Natsir berbicara tentang komponen Pendidikan;

a.    Peran dan fungsi Pendidikan

-            Pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk memimpin dan membimbing agar manusia yang dikenakan sasaran pendidikan dapat mencapai pertumbuhan dan pengembangan rohani secara sempurna

-            Pendidikan harus diarahkan untuk membentuk anak didik yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan dengan mencapai akhlakul karimah

-            Pendidikan harus berperan sebagai sarana untuk menghasilkan manusia yang jujur dan benar

-            Pendidikan berperan membawa manusia untuk mencapai tujuan hidup

b.    Tujuan Pendidikan

“merealisasikan identitas Islam yang pada intinya adalah menghasilkan manusia yang berperilaku Islam, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus dita’ati

c.    Dasar Pendidikan

Menurut M. Natsir yang menjadi dasar dari Pendidikan Islam yaitu Tauhid

d.   Ideologi dan Pendekatan Dalam Pendidikan Islam

Beliau menggariskan ideologi pendidikan Islam harus bertitik tolak, dan berorientasikan tauhid. Sebagaiman tersimpul dalam Syahadatain.

e.    Fungsi Bahasa Asing

Beliau berpendapat bahwa bahasa asing sangat berperan dalam mendukung kemajuan dan kecerdasan bangsa

D.    M. RASJIDI

1.      Riwayat Hidup M. Rasjidi

Prof. DR. Rasjidi (baca : Rasyidi, ejaan lama) merupakan salah satu tokoh Islam yang memiliki kepedulian dengan urusan kehidupan umat Islam terutama akibat pendangkalan iman akibat pengaruh aliran kebatinan maupun usaha kristenisasi. Prof. Rasjidi, selanjutnya disebut demikian, lahir di Kotagede, Yogyakarta, pada 20 Mei 1915 atau 4 Rajab 1333 H. Wafat 30 Januari 2001. Nama kecilnya adalah Saridi namun setelah menjadi murid Ahmad Syurkati, pimpinan Al-Irsyad, sebelum lulus dari pelajarannya Saridi diberi nama baru oleh Ahmad Syurkati sebagai “Muhammad Rasjidi”. Namun nama baru tersebut secara resmi baru dipakai oleh Saridi pasca menunaikan ibadah haji, beberapa tahun kemudian. Beliau lahir dalam sebuah lingkungan Jawa yang kental dengan nuansa keislaman. Namun demikian praktik-praktik kebatinan masih nampak dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya di masa kecil. Bahkan pada masa selanjutnya beliau mengakui bahwa dirinya berasal dari latar belakang “keluarga abangan” yaitu penganut agama Islam namun tidak melakukan ibadah Islam dalam kesehariannya sebagaimana mestinya. Keluarganya bernaung di rumah Joglo tempat beliau dibesarkan yang pada hari-hari tertentu tidak melewatkan adanya pemasangan sesaji.

 Tidak jauh dari rumah Prof. Rasjidi kecil, hanya berjarak beberapa ratus meter, terdapat masjid dan makam Panembahan Senopati dan Ki Ageng Pemanahan serta beberapa sumber air pemandian yang jarang sepi dari praktik-praktik mistik kejawen. Banyak ditemukan rakyat jelata yang mempersembahkan sesaji kepada penunggu tempat-tempat tersebut seraya mengharapkan berkah tertentu seperti kekayaan, keberuntungan, lekas mendapat jodoh, dan lain sebagainya. Meskipun hidup dalam lingkungan yang demikian namun pada akhirnya Rasjidi menyadari bahwa dirinya membutuhkan asupan rohani yang bersifat keagamaan. Kesadarannya akan Islam kemudian terbentuk menjadi pandangan hidupnya.

Umumnya, masyarakat Indonesia mengenal sosok Rasjidi sebagai Menteri Agama pertama di Indonesia. Akan tetapi sebenarnya, Rasjdi sebelumnya pernah menjabat sebagai menteri negara yang mengurusi permasalahan umat Islam pada kabinet Syahrir I (14 Nopember 1945 – 12 Maret 1946). Ia diangkat menggantikan Wahid Hasjim sebagai menteri agama pada kabinet seblumnya, yaitu Kabinet Presidensil I yang berusia cukup singkat (2 September 1945 – 14 Nopember 1945) di bawah pemerintahan Presiden Soekarno. Rasjid pernah diangkat menjadi sekretaris misi Diplomatik RI yang dipimpin oleh KH. Agus Salim ke beberapa negara Arab dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan memperoleh pengakuan dari negara lain sebagai negara merdeka dan berdaulat. Adapun jabatan yang penah diduduki Rasjidi lainnya adalah sebagai berikut :

·         Guru pada Islamitische Middelbaare School (Pesantren Luhur), Surakarta (1939-1941)

·         Pegawai Departemen P & K di zaman Jepang

·         Pegawai RRI Jakarta, siaran luar negeri ; Menteri Agama Kabinet Sjahrir (1946)

·         Sekretaris, kemudian ketua delegasi diplomatik RI ke negara- negara Arab (1947-1949)

·         Dubes RI di Mesir dan Arab (1950-1951)

·         Dubes RI di Pakistan (1956-1958)

·         Associate Professor pada Institut Studi Islam, Universitas McGill, Kanada (1959)

·         Direktur Islamic Center, Washington, AS

·         Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia

·         Direktur kantor Rabitah Alam Islami, Jakarta

·         Anggota PP Muhammadiyah

·         Anggota Dewan Dakwah Islamiy

2.      Pemikiran M. Rasjidi Tentang Pendidikan Islam

Kurikulum Terpadu dalam Perspektif M. Rasjidi

Kurikulum terpadu antara lain ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama. Dalam pemikiran M. Rasjidi bahwa setiap manusia itu harus mengembangkan akalnya, khususnya dibidang ilmu pengetahuan. Akan tetapi ilmu pengetahuan yang dikaji Harus dilandaskan dengan pengetahuan agama, agar menjadi kepribadian yang sempurna dan utuh

Baik ilmu pengetahuan dan agama mempunyai dua wajah, yaitu, social dan yang intelektualm ilmu pengetahuan telah berinteraksi dengan agama, sebagaiman ia telah menyerbu kesegenap sendi kehidupan kita. Meskipun kultus-kultus popular tersebut diatas berujung pada kebodohan yang telanjang, namun sebgaimana dikatakan  semua itu pada awalnya mengklaim keilmiahannya. Jadi berdasarkan tinjauan itu dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan telah mempengaruhi kehidupan beragama. Tetapi tidak pada tingkat intelektualnya melainkan hanya pada taraf berbagai klaim keilmiahan yang masih harus dibuktikan ke validitasannya.

Karena dorongan kebutuhan rohani yang mendesak itu, maka kebanyakan orang masih mendapati doktrin-doktrin keagamaan lebih bisa meyakinkan dirinya ketimbang argument-argumen ilmiyah. Tapi tidak ada agama yang bisa diharapakan akan bertahan lama jika berdasarkan kepercayaan kepada asumsi-asumsi yang secara ilmiah jelas salah” adalah kebangkrutan ilmiah suatu system kepercayaan itu yang akan menjadi sumber pemukulan balik kerohaniyahannya kepada para pemeluknya

Maka dari itu tidak bisa dihindari adanya keperluan kegiatan telaah atas nuktah-nuktah ajaran keagamaan, tapi ini bukanlah merupaka hujjah untuk superioritas intelek atau rasio dalam menghadi wahyu yang sikap menerima kebenaranya disebut  marshall hodgson sebagai “Creatife Action” itu berada pada dataran persepsi yang lebih tinggi dari pada rasio, sebagaiman persepsi rasional yang baik memerlukan atau mempermudah oleh adanya persepsi rasional yang baik. Dengan kata lain keimanan didukung oelh intelektulisme al-iman menjadi kukuh karena al-ilm atau al-aql. Jika kita perhatikan dorongan langsung dalam al-qur’aan kepada manusia untuk menggunakan rasionya, maka tujuan dan harapannya adalah bahwa dengna menggunaklan persepsi rasional yang baik itu akamn sampai kepada persepsi religious yang baik pula, lepas dari keontetikan sumber pengucapannya, ungkapan bahwa “ agama adalah akal dan tidak ada agama bagi mereka yang tidak berakal” mengandung makna kebenaran yang asasi

Perpaduan itu mestilah terjadi sebagai proses pelarutan dan bukan sekedar percampuran biasa. Perbedaan antar proses pelarutan dengan proses percampuran barngkali secara sederhana

Pemikiran ini mengandaikan penemuana suatu bentuk perpaduan antara materi-materi pendidikan agama dengan umum yang barangkali akan merupakan suatu konsep islami. Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam persoalan hakekat pendidkan islam adalah karakteristiknya yang khas.

E.     HARUN NASUTION

1.         Riwayat Hidup Harun Nasution

Harun Nasution lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1919. Beliau adalah putera keempat dari Abdul Jabbar Ahmad, seorang ulama serta pedagang, menjadi qadhi dan penghulu di Pematang Siantar. Ibunya adalah keturunan ulama Mandailing, Tapanuli Selatan.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar, Holland-Inlandsche School (HIS) pada tahun 1934, ia melanjutkan studi Islam ke tingkat menengah yang bersemangat modernis, Moderne Islamietiesche Kweekcshool (MIK) di Bukittinggi dan tamat pada tahun 1937. Kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Al-Azhar di Kairo Mesir dan memperoleh Ahliyah, pada tahun 1940 dan Candidat dari Fakultas Ushuluddin pada tahun 1942. Di Mesir ia juga memasuki Universitas Amerika, Kairo dan memperoleh gelar Bachelor of Art (BA) dalam Studi Sosial pada tahun 1952.

Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1953, Harun Nasution bertugas di Departemen Luar Negeri Bagian Timur Tengah. Selama tiga tahun, sejak tahun 1955 bertugas di Kedutaan Republik Indonesia di Brussel dan banyak mewakili berbagai per-temuan, terutama karena kemampuannya berbahasa Belanda, Perancis serta Inggris. Harun Nasution ke Mesir melanjutkan studinya di al-Dirasah al-Islamiyyah namun terhambat biaya, maka studinya tidak dapat dilanjutkan. Akhirnya ia menerima beasiswa dari Institut of Islamic Studies McGill di Montreal Kanada. Sehing-ga pada tahun 1962 ia melanjutkan studi di Universitas McGill, Montreal Kanada. Pada tahun 1965, Harun Nasution memperoleh gelar Magister of Art (MA) dalam Studi Islam dengan judul tesisnya The Islamic State in Indonesia: The Rise of The Ideology, The Move-ment for Its Creation and The Theory of The Masjumi pada tahun 1965. Tiga tahun kemudian, tahun 1968, ia meraih gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang dan almamater yang sama dengan disertasi yang berjudul The Place of Reason in Abduh’s Theology: Its Impact on His Theological System and Views.

Pada tahun 1969, Harun Nasution kembali ke tanah air serta berkiprah dalam bidang akademis sebagai dosen pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta. Di samping itu Harun Nasution menjadi dosen luar biasa di IKIP Jakarta (sejak 1970), Universitas Nasional Jakarta (sejak 1970) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta (sejak 1975). Kegiatan akademis ini dirangkapnya dengan jabatan rektor pada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 11 tahun (1973-1984), menjadi Ketua Lembaga Pembinaan Pendidikan Agama IKIP Jakarta dan terakhir menjadi Dekan Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 1982.

Harun Nasution dikenal sebagai seorang intelektual muslim yang banyak memperhatikan pembaruan Islam dalam arti yang seluas-luasnya, tidak hanya terbatas pada bidang pemikiran saja seperti teologi, mistisisme (tasawuf) dan hukum (fiqh), akan tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan kaum muslimin. Harun Nasution berpendapat bahwa keterbelakangan umat Islam tak ter-kecuali di Indonesia adalah disebabkan oleh lambatnya mengambil bagian dalam proses modernisasi dan dominannya pandangan hidup tradisional, khususnya teologi Asy’ariyah. Hal itu menurut-nya harus diubah dengan pandangan rasional, yang sebenarnya telah dikembangkan teologi Mu’tazilah. Karena itu reaktualisasi dan sosialisasi teologi Mu’tazilah merupakan langkah strategis yang harus dilakukan, sehingga umat Islam secara kultural siap terlibat dalam pembangunan dan modernisasi dengan tetap berpijak pada tradisi sendiri.

2.         Pemikiran Harun Nasutin Tentang Pendidikan Islam

Konsep pendidikan menurut Harun Nasution harus disesuaikan dengan konsep manusia menurut Al-Qur’an dan hadis. Konsep manusia menurut ajaran Islam, bukan hanya terdiri dari tubuh, seperti yang terdapat dalam filsafat materialisme, tetapi tersusun dari unsur jasmani dan ruhani. Dalam pada itu unsur ruhani bukan pula terdiri hanya dari daya intelek seperti yang terdapat dalam filsafat Barat, tetapi daya berpikir yang disebut akal dan daya merasa yang disebut kalbu.

Dengan demikian manusia tersusun dari dua unsur, unsur materi (jasmani atau tubuh) dan unsur immateri (ruh). Tubuh manusia berasal dari tanah di bumi, sedangkan ruh manusia berasal dari substansi immateri di alam gaib. Tubuh mempunyai daya-daya fisik atau jasmani, seperti mendengar, melihat, merasa, mencium, dan daya gerak seperti menggerakkan tangan, kaki, kepala, dan lain-lain. Sedangkan ruh yang juga disebut al-nafs mempunyai dua daya, yakni daya berpikir yang disebut akal yang berpusat di kepala dan daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada.

Akal dikembangkan melalui pendidikan sains dan daya rasa melalui pendidikan agama. Dalam sistem pendidikan semacam ini pendidikan agama mempunyai kedudukan yang pentingnya sama dengan pendidikan sains. Keduanya merupakan bagian yang esen-sial dan integral dari sistem pendidikan umat. Tidak tepat jika di dalam pendidikan agama menomorduakan pendidikan sains dan tidak tepat pula jika pendidikan sains dianakemaskan dan pendidi-kan agama dianaktirikan. Keduanya harus dipandang sebagai anak emas. Pandangan ini mirip dengan pandangan Fazlur Rahman tentang sistem pendidikan. Karena memang pendidikan dalam pandangan Islam adalah mencetak manusia yang saleh.
Khusus mengenai pendidikan agama, baik di lembaga pen-didikan umum maupun agama, Harun Nasution menjelaskan bahwa yang dibutuhkan adalah pendidikan agama dan bukan pengajaran agama. Yang dipraktekkan pada umumnya di perguruan-perguruan kita, baik umum maupun agama selama ini adalah “pengajaran agama” dan bukan “pendidikan agama.” Yang dimaksud dengan “pengajaran agama” ialah pengajaran tentang pengetahuan keaga-maan kepada siswa dan mahasiswa kita, seperti pengetahuan ten-tang tauhid atau ketuhanan, pengetahuan tentang fiqh, tafsir, hadis dan sebagainya. Di antara pengetahuan-pengetahuan yang biasanya dipentingkan adalah fiqh dan itu pun pada umumnya hanya ber-kisar di sekitar ibadah terutama shalat, puasa, zakat dan haji.

Dengan demikian apa yang disebut pendidikan agama dalam sistem pendidikan di perguruan kita, bukan bertujuan menghasilkan siswa dan mahasiswa yang berjiwa agama, tetapi mahasiswa yang berpengetahuan agama. Padahal berbeda antara yang berpengetahuan agama dengan orang yang berjiwa agama. Kelihatannya di sinilah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kemerosotan akhlak yang terjadi sekarang ini dalam masyarakat kita.

Padahal inti ajaran Islam adalah moral atau akhlak yang mulia. Ibadah-ibadah mahdah yang diajarkan Islam pun pada dasarnya merupakan pendidikan akhlak yang mulia pula. Bahkan Muhammad saw diutus ke dunia dalam rangka memperbaiki akhlak yang mulia ini.

Dengan demikian, bahan pendidikan agama di sekolah umum sebaiknya didasarkan pada tujuan moral, spiritual, dan intelektual. Sebaliknya tujuan pendidikan agama di lembaga-lembaga pendidikan agama seharusnya bukan lagi hanya menghasilkan aga-mawan dan ulama tanpa predikat tertentu, tetapi ulama yang berpikiran luas, rasional, filosofis, dan ilmiah, serta teologi rasionalnya, sebagai ganti dari ulama yang berpikiran tradisional yang pada umumnya dihasilkan lembaga-lembaga pendidikan Islam selama ini. Untuk menghasilkan ulama yang berpengetahuan luas, rasional, filosofis dan ilmiah itu, maka kurikulum mulai madrasah ibtidaiyah hingga perguruan tinggi agama, harus disusuri atas mata pelajaran yang dapat mencapai tujuan itu.

Dalam kaitan ini menurut Harun Nasution, pendidikan tradisional harus diubah, dengan memasukkan mata pelajaran-mata pelajaran tentang ilmu pengetahuan modern (sains) ke dalam kuri-kulum madrasah. Juga mendirikan sekolah-sekolah modern di samping madrasah-madrasah yang telah ada, sehingga dapat memproduk ahli-ahli Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk mewujudkan gagasannya itu, pada tahun 70-an dan 80-an, Harun Nasution mengadakan reformasi fundamental ter-hadap IAIN. Menurutnya, sesuai dengan hakekat penciptaan manu-sia, maka sarjana muslim atau ulama yang harus dihasilkan oleh IAIN adalah sarjana muslim atau ulama yang berkembang akal dan daya pikirnya serta halus kalbu dan daya batinnya. Dengan kata lain, sarjana atau ulama yang dihasilkan IAIN harus-lah sarjana muslim dan ulama pengetahuannya bukan hanya terbatas pada pengetahuan agama saja, tetapi juga mencakup apa yang lazim disebut pengetahuan umum, serta akhlak dan budi pekerti yang luhur.

Karena itulah dosen-dosen IAIN tidak dikirim ke Mesir me-lainkan ke dunia Barat untuk mempelajari Islam dari segi metodologinya serta cara berpikir rasional, sehingga mereka akan dapat menjadi ulama yang berpikir rasional.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pemikiran Harun Nasution tentang pendidikan merupakan usaha beliau me-wujudkan tujuan pendidikan Islam agar dapat mewarnai keber-agamaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula pandangannya tentang ajaran dasar dan non dasar, bukanlah untuk membingungkan umat Islam Indonesia, namun justru mengantar-kan umat kepada pemahaman terhadap ajaran Islam secara utuh serta mengeleminir terjadinya konflik akibat klaim kebenaran setiap kelompok dalam masyarakat Islam. Paham rasional Harun Nasution tidak identik dengan rasionalisme dalam filsafat Barat, namun beliau ingin menunjukkan bahwa sebenarnya ajaran Islam itu rasional dan sekali lagi beliau tidak bermaksud merasionalisme-kan ajaran Islam.

BAB III

KESIMPULAN

Dari beberapa tokoh diatas telah menyumbangkan pemikiranya untuk dunia pendidikan khususnya pendidikan islam seperti Mahmud Yunus yang berpusat pada  metode pengajaran bahasa arab, Buya Hamka dengan pemikiranya pengajaran dan pendidikan anak, M. Rasjidi dengan pendapatnya kurikulum terpadu dan haru nasution dengan pemikiranya anlisa baru pendidikan moral serta Muhammad Natsir tenteng komponen pendidikan. Pemikirannya sangat bermanfaat sehingga tokoh tersebut dikenal oleh masyarakat umum

DAFTAR PUSTAKA

Muslim, Ramdani.2005. 72 Tokoh Muslim Indonesia. Jakarta : Restu Illahi

Nata, Abuddin. 2005. Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo Persada

UIN Jakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan, Bandung, Angkasa, 2003

Dr. H. Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2003, hal.195-210

http://mujabgs56.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://susiyanto.wordpress.com/2009/03/17/prof-dr-h-m-rasjidi-garda-depan-muslim-indonesia/

http://davitandriansyah90.wordpress.com/2011/04/28/pemikiran-pendidikan-harun-nasution/

Kamis, 28 Februari 2013

HUKUM LAFADZ SAYYIDINA



HUKUM LAFADZ SAYYIDINA

Kata-kata “sayyidina” atau ”tuan” atau “yang mulia” seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:

الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ

“Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada Beliau).” (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).

Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:

عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223).

Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani:

“Kata sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan ‘Adam di dunia dan akhirat”. (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)

Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang masa.

Lalu bagaimana dengan “hadits” yang menjelaskan larangan mengucapkan sayyidina di dalam shalat?

لَا تُسَيِّدُونِي فِي الصَّلَاةِ

“Janganlah kalian mengucapakan sayyidina kepadaku di dalam shalat”

Ungkapan ini memang diklaim oleh sebagian golongan sebagai hadits Nabi SAW. Sehingga mereka mengatakan bahwa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dhalalah, bid’ah yang tidak baik.

Akan tetapi ungkapan ini masih diragukan kebenarannya. Sebab secara gramatika bahasa Arab, susunan kata-katanya ada yang tidak singkron. Dalam bahasa Arab tidak dikatakan سَادَ- يَسِيْدُ , akan tetapi سَادَ -يَسُوْدُ , Sehingga tidak bisa dikatakan لَاتُسَيِّدُوْنِي

Oleh karena itu, jika ungkapan itu disebut hadits, maka tergolong hadits maudhu’. Yakni hadits palsu, bukan sabda Nabi, karena tidak mungkin Nabi SAW keliru dalam menyusun kata-kata Arab. Konsekuensinya, hadits itu tidak bisa dijadikan dalil untuk melarang mengucapkan sayyidina dalam shalat?

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sayyidina ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan. Demikian pula ketika membaca tasyahud di dalam shalat.

HUKUM ADZAN JUM’AT DUA KALI



ADZAN JUM’AT DUA KALI

Adzan Jum’at Dua Kali
Adzan shalat pertama kali disyari’atkan oleh Islam adalah pada tahun pertama Hijriyah. Di zaman Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar bin Khathab mengumandangkan adzan untuk shalat Jum’at hanya dilakukan sekali saja. Tetapi di zaman Khalifah Utsman bin Affan RA menambah adzan satu kali lagi sebelum khatib naik ke atas mimbar, sehingga adzan Jum’at menjadi dua kali.
Ijtihad ini beliau lakukan karena melihat manusia sudah mulai banyak dan tempat tinggalnya berjauhan. Sehingga dibutuhkan satu adzan lagi untuk memberi tahu bahwa shalat Jum'at hendak dilaksanakan. Dalam kitab Shahih al-Bukhari dijelaskan :
عَنْ سَائِبٍ قَالَ, سَمِعْتُ السَائِبَ بنَ يَزِيْدٍ يَقُوْلُ إِنَّ الأَذَانَ يَوْمَ الجُمْعَةِ كَانَ أَوَّلُهُ حِيْنَ يَجْلِسُ الإِمَامُ يَوْمَ الجُمْعَةِ عَلَى المِنْبَرِ فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَلَمَّا كَانَ فِيْ خِلاَفَةِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَكَثَرُوْا أَمَرَ عُثْمَانُ يَوْمَ الجُمْعَةِ بِالأَذَانِ الثَّالِثِ فَأَذَانَ بِهِ عَلَى الزَّوْرَاءِ فَثَبَتَ الأَمْرُ عَلَى ذَالِكَ
Dari Sa'ib ia berkata, "Saya mendengar dari Sa'ib bin Yazid, beliau berkata, “Sesungguhnya adzan di hari jumat pada asalnya ketika masa Rasulullah SAW, Abu Bakar RA dan Umar RA dilakukan ketika imam duduk di atas mimbar. Namun ketika masa Khalifah Utsman RA dan kaum muslimin sudah banyak, maka beliau memerintahkan agar diadakan adzan yang ketiga. Adzan tersebut dikumandangkan di atas Zaura' (nama pasar). Maka tetaplah hal tersebut (sampai sekarang)". ( Shahih al-Bukhari: 865)
Yang dimaksud dengan adzan yang ketiga adalah adzan yang dilakukan sebelum khatib naik ke mimbar. Sementara adzan pertama adalah adzan setelah khathib naik ke mimbar dan adzan kedua adalah iqamah. Dari sinilah, Syaikh Zainuddin al-Malibari, pengarang kitab Fath al-Mu'in, mengatakan bahwa sunnah mengumandangkan adzan dua kali. Pertama sebelum khatib naik ke mimbar dan yang kedua dilakukan setelah khatib naik di atas mimbar :
وَيُسَنُّ أَذَانَانِ لِصُبْحٍ وَاحِدٍ قَبْلَ الفَجْرِ وَآخرِ بَعْدَهُ فَإِن اقَتَصَرَ فَالأَوْلَى بَعْدَهُ, وَأَذَانَانِ لِلْجُمْعَةِ أَحَدُهُمَا بَعْدَ صُعُوْدِ الخَطِيْبِ المِنْبَرَ وَالأَخَرُ الَّذِيْ قَبْلَهُ
"Disunnahkan adzan dua kali untuk shalat ٍٍٍShubuh, yakni sebelum fajar dan setelahnya. Jika hanya mengumandangkan satu kali, maka yang utama dilakukan setelah fajar. Dan sunnah dua adzan untuk shalat Jum'at. Salah satunya setelah khatib naik ke mimbar dan yang lain sebelumnya". (Fath al-Mu'in: 15)
Meskipun adzan tersebut tidak pernah dilakukan pada zaman Rasulullah SAW, ternyata ijtihad Sayyidina Utsman RA. tersebut tidak diingkari (dibantah) oleh para sahabat Nabi SAW yang lain. Itulah yang disebut dengan “ijma sukuti”, yakni satu kesepakatan para sahabat Nabi SAW terhadap hukum suatu kasus dengan cara tidak mengingkarinya. Diam berarti setuju pada keputusan hukumnya. Dalam kitab al-Mawahib al-Ladunniyyah disebutkan :
ثُمَّ إِنَّ فِعْلَ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ إِجْمَاعاً سُكُوْتِياً لأَِنَّهُمْ لاَ يُنْكِرُوْنَهُ عَلَيْهِ
"Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Sayyidina Ustman ra. itu merupakan ijma' sukuti (kesepakatan tidak langsung) karena para sahabat yang lain tidak menentang kebijakan tersebut” (al-Mawahib al Laduniyah, juz II,: 249)
Apakah itu tidak mengubah sunah Rasul? Tentu Adzan dua kali tidak mengubah sunnah Rasulullah SAW karena kita mengikuti Utsman bin Affan ra. itu juga berarti ikut Rasulullah SAW. Beliau telah bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَآءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ بَعْدِيْ
"Maka hendaklah kamu berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah al-Khulafa' al-Rasyidun sesudah aku ". (Musnad Ahmad bin Hanbal)
Apalagi adzan kedua yang dilakukan sejak zaman Utsman bin Affan RA itu, sama sekali tidak ditentang oleh sahabat atau sebagian dari para sahabat di kala itu. Jadi menurut istilah ushul fiqh, adzan Jum’at dua kali sudah menjadi “ijma’ sukuti”. Sehingga perbuatan itu memiliki landasan yang kuat dari salah satu sumber hukum Islam, yakni ijma' para sahabat. Perbedaan ini adalah perbedaan dalam masalah furu’iyyah yang mungkin akan terus menjadi perbedaan hukum di kalangan umat, tetapi yang terpenting bahwa adzan Jum’at satu kali atau dua kali demi melaksanakan syari’at Islam untuk mendapat ridla Allah SWT. Wallahu a’lam bis-shawab.[+/-] Selengkapnya...

Translate

Jalanku Untuk-MU