SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA
A. PERKEMBANGAN MEDIA DARI MASA-KEMASA
Pada zaman Romawi kuno sekitar 60 SM muncul media untuk pernyataan umum yang dikenal dengan nama Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi. Acta Diurna ini terbit setiap hari yang isinya memuat pengumuman dari Kaisar Roma dan berita – berita kegiatan kekaisaran lainya yang ditempel atau di pasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum. Dikenal juga orang yang menjual jasa untuk mencatat isi beritanya disebut dengan Actuari. Semakin lama jumlah Actuari semakin banyak sehingga berita dibacakan setiap pagi selama dua jam oleh pegawai istana. Perkembangan selanjutnya ditulis dan ditempel di Forum Romanum. Acta Diurna diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan bertahan 4 abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 M. Dizaman kekaisaran Augustus cara penyampaian berita banyak diperbaiki, yaitu dengan cara beranting. Para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajunalis dan masa setelah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.
1. SURAT KABAR TERCETAK PERTAMA
Ts’ai Lun pegawai istana Kaisar Ho Ti membuat kertas pertama dari kulit murbei, sebelum itu orang menulis diatas papyrus dan kulit kambing atau lembu. Teknik pembuatan kertas baru dikenal orang Eropa sekitar abad ke-12 dan sejak itu kertas mulai digunakan secara luas.
Surat kabar tertulis pertama di Venesia dan Roma sekitar abad pertengahan yang mereka sebut dengan Gazetta yang berisi seputar pengumuman pemerintah Venesia dan berita – berita lain. Johan Gutenberg (1450) menemukan mesin cetak pertama di Jerman dan mulai dikenallah istilah press (pers).Meskipun mesin cetak sudah ditemukan abad 14 namun surat kabar tercetak pertama baru abad 17 dengan nama Relation yang diterbitkan oleh Johan Carolus. Kemudian menyusul di Belanda (1618) dengan nama Courante van Uyt Italien Duytshlandt ec yang diterbitkan oleh Casper Van Hilten, Tydinghen Uytverscheyde Quartihen oleh Broer Jauszoon. Di Inggris (1622) terbit Currant of General Newes oleh Nicholas Bourne dan Thomas Acher. Prancis (1631) terbit Gazette de France oleh Theopraste Renaudof dan milik pemerintah ( Raja Louis XIII dan Kardinal Richeliu). Theopraste juga dikenal dengan gagasanya, yaitu mendirikan biro iklan yang disebut Bereau d’addresses. Pada umumnya surat kabar tersebut terbit mingguan.
Surat kabar harian pertama terbit di Leipzig (1660) dengan nama Leipziger Zeitung. Lalu menyusul Daily Courant di Inggris tahun 1720, Journal de Paris di Prancis tahun 1777, Daily Advertaiser di AS (Philadelpia) tahun 1784, Algemeen Handelsblad di Belanda tahun 1830, Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun 1837 yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Media cetak (surat kabar) merupakan media massa yang muncul pertama dank arena proses cetak yang dilakukan dengan cara menekan kertas diatas susunan huruf (image) dengan menggunakan silinder atau penekan dater lainnya, sehingga disebut pers (press).
2. RADIO
Guglielmo Marconi (Italia) pada tahun 1874 menemukan radio. Dia berhasil membuat peralatan yang diperlukan untuk mengirim tanda-tanda tanpa kabel . Tahun 1899 ia sanggup mengirim berita melalui gelombang elektromagnetic menyeberangi selat Inggris. Dan tahun 1901 Marconi berhasil mengirim berita radio dari Inggris ke Newfoundland melintasi Atlantik. Dia juga memicu berkembangnya penyiaran radio tahun 1920-an. Radio digunakan untuk keperluan hiburan, promosi dan juga sebagai media penyampaian berita. Peristiwa myang terjadi pada hari ini langsung dapat diketahui hari itu juga. Lalu muncul istilah jurnalisme radio (radio journalism atau broadcasting journalism).
3. FILM
Film ditemukan sejalan dengan ditemukanya pita seluloid. Berita film popular pada tahun 1930-1960 yang dikenal dengan nama movie news atau newsreel. Seiring perkembanganya film justru mengarah ke seni pertunjukan. Film tumbuh mengikuti para pembuatnya, sejak awal ditemukanya gambar bergerak oleh Thomas Alva Edison (1847-1931). Joseph M.Boggs dalam bukunya The Art of Watching Film mencoba menjelaskan bahwa latar belakang film condong berkembang sebagai media pertunjukan adalah semata-mata untuk membuat orang merasa terhibur.
4. TELEVISI
John L.Baird menemukan televise tahun 1926 dan didemonstrasikan lewat radio BBC (British Broadcasting Corporation) London Inggris. Upaya John L.Braid ini tentunya didahului dengan penemuan-penemuan selenium – sel sensitive (1893), nipkow scaning disc (1884), sinar katode (1909), dan iconoscope (1923). November 1936 , melalui stasiun BBC Television di Alexandria Palace dilakukan penyiaran high-definition pertama dengan 240 saluran dengan menggunakan Baird System dan 405 saluran dengan Marconi-EMI System. Tahun 1949 di AS sudah bisa mengadakan jaringan siaran dengan jangkauan 2000 mil dan meliputi 14 kota yang diantaranya New York, Washington, Boston, Chicago, dan St. Louis. Media televisi dan radio disebut sebagai jurnalisme elektronik (electronics journalism) ,termasuk didalamnya media internet.
5. PERKEMBANGAN BARU – MEDIA BARU
Komunikasi menyangkut proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol dan perlambang yang dapat dipahami bersama oleh pemberi dan penerima pesan. Untuk saluran penyampaian pesan , diperlukan media dalam bentuk komunikasi massa yang disebut media massa. Media masa mengalami perkembangan mulai dari surat kabar, radio, film,televisi, dan terakhir internet. Internet member ruang yang sangat luas kepada pribadi dan komunitas social untuk berkomunikasi dan bertukar informasi melalui blog atau jejaring social seperti facebook, twitter, dan lain-lain. Dewasa ini muncul lagi TV penyiaran bergerak (TV mobile) yang menggunakan teknologi unicast and broadcast MBMS (Multimedia Broadcast Multicast Service). Teknologi ini memiliki jaringan dua arah, artinya orang dapat memesan jenis siaran yang ingin dinikmati. Dengan menggunakan jaringan pita lebar / broadband, TV digital ini juga disalurkan melalui jaringan protocol internet, sama menyaksikan TV biasa, tetapi di komputer.
B. Perkembangan Media menurut para ahli
1. Robert L. mathis dan Jhon H. Jackson
Menurut Robert l. Mathis dan Jhon H. Jackson (2004) kontributor utama globalisasi adalah perkembangan dan evolusi telekomunikasi dan teknologi yang membantu pengiriman informasi yang cepat. Teknologi komunikasi seperti satelit telah menghadirkan televisi dan layanan telepon nirkabel ke desa-desa terpencil di Afrika, India, China, dan Amerika Latin. Pertumbuhan pengunaan internet di seluruh dunia telah menjadikan orang-orang dan perusahaan-perusahan dapat dengan mudah berkomunikasi dan memiliki akses data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Daniel Lerner, Daniel Bell, dan Collin Cherry
a. Daniel Lerner dengan “Revolusi Komunikasi”
Ada saling keterkaitan antara Era Ideologi – berkembangnya ideologi di abad ke 18 dan 19 – serta revolusi komunikasi yang didasarkan pada pengembangan teknologi cetak dan produksi barang-barang cetak. Morse Peckham menyatakan:
Di tahun 1830, bidang penerbitan mengalami revolusi, barang-barang cetak menjadi murah – untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia tingkat melek huruf bisa meluas ke seluruh tingkatan populasi. Di Inggris populasinya berkembang dengan rasio satu banding empat; sementara tingkat golongan yang melek huruf berkembang dengan rasio 1 : 32. Hal ini tidak hany memepengaruhi produksi buku, tapi semua jenis komunikasi dan pendokumentasian yang melibatkan kertas – majalah, surat kabar, surat-surat; bisnis, pemerintahan dan korespondensi militer. … abad ke 19 mengalami revolusi komunikasi yang merupakan bagian dan hasil terpenting dari revolusi industri.
Karenanya, terjadi perkembangan besar-besaran dalam informasi dikarenakan akeselerasi kesediaan materi cetak, surat kabar atau dokumen resmi. Halini meningkatkan permasalahan pemrosesan informasi, dan menjelaskan arti dari informasi. Mencapai artian, bukan mencapai informasi – menjadi hal yang semakin problematik. Makna tidak berasal dari informasi itu sendiri. Makna tidak menyertai jumlah dokumen, fakta atau kepingan informasi tapi bergantung (minimal sebagian) pada komitmen awal skema konseptual, teori dan perspektif. Perkembangan ideologi, Era Ideologi merupakan respon dasar terhadap revolusi komunikasi; ia merupakan usaha untuk memberikanmakna.
Era Ideologi bisa dilihat sebagai perkembangan produksi sistem simbol yang merespon meningkatnya pasar kebutuhan makna; khsususnya, makna sekuler, dikarenakan menurunnya sistem nilai lama dan agama yang sebelumnya terkait dengan rezim lama; sebagian dikarenakan struktur sosial baru dan kejadian-kejadian revolusioner yang harus disintesakan; dan sebagian besar disebabkan oleh meluasnya informasi ke segala arah karena revolusi komunikasi Era Ideologi tidak hanya dilihat sebagai respons terhadap fragmentasi berita, tapi juga berkaitan dengan pengembangan sejarah modern – perkembangan sejarah modern menghubungkat kejadian masa lalu dan sekarang dan mendorong saling keterkaitan antar subsistem tersendiri dalam masyarakat. Contohnya, saling keterkaitan antara ekonomi dan politik dan sejarah tidak lagi merupakan kepingan kisah mengenai kekuasaan kerajaan. Sejarah baru mengalami perluasan konteks sebagaimana ideologi. Dengan meningkat dan meluasnya tingkat baca, teknologi cetak dan perkembangan surat kabar modern berkembangklah gagasan modern tentang berita. Di tahun 1780 dan 1830, perkembangan jurnal, newsletter dan surat kabar menjadi sangat besar di Eropa sehingga muncul fenomena baru – khalayak pembaca berita.
Munculnya media masssa dan media publik merupakan perkembangan konstruktif. Publik muncul ketika terjadi penurunan pola dan interaksi sosial antar budaya.kelompok tradisional memiliki karakteristik pola interaksi sosial antar anggotanya yang mendorong pemahaman dan minat bersama dan memungkinkan interaksi sosial. Publik, adalah sejumlah orang yang terekspose kepada rangsangan yang sama dan memiliki kesamaan bahkan tanpa berinteraksi satu sama lainnya. Dalam masyarakat tradisional pasar dan hari libur menjadi dasar struktur periodik penyebaran informasi ke komunitas yang lebih luas, antar pihak yang tidak saling mengenal atau antar anggota dari keluarga yang berbeda; penyebaran informasi dilakukan dari mulut ke mulut dalam dialog tatap muka yang memungkinkan jawaban atas feedback dan pertanyaa. Dengan perkembangan media massa yang pertama kali ditunjukkan melalui barang cetakan, sejumlah orang terkena ekspose pada aliran informasi berkelanjutan pada saat yang hampir bersamaan. Informasi harus dapat dimengerti, menarik dan meyakinkan bagi orang-orang dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda, orang-orang yang tidak saling kenal tidak bertemu dan berinteraksi.
Media massa memudahkan interaksi sosial untuk kesamaan budaya. Informasi dan orientasi, fakta dan nilai-nilai bisa diketahui tanpa interaksi antar manusia. Keyakinan sebagian orang lyang dinilai sebagai hal yang nyata dan bernilai sekarang bisa dikontrol dari kejauhan, terpisah dan diluar dari mereka yang meyakininya.
Secara historis, publik terdiri dari orang-orang yang terbiasa mendapatkan berita dan orientasi dari media massa umum yang mengandung informasi dan orientasi beragam yang disebarkan oleh para pengusaha dan perusahaan. Surat kabar misalnya, memperkuat rasionalitas publik dalam cara-cara yang khusus. Pertama, mereka menyediakan informasi dalam ukuran luas yang melampaui kondisi lokal untuk memberikan informasi mengenai kejadian-kejadian di tempat yang jauh.
Berita memungkinkan seseorang membandingkan kondisinya dengan orang lain. Berita memungkinkan alternatif ditentukan sebagai realistis dengan menunjukkan kondisi berbeda yang sudah ada. Berita memungkinkan seseorang untuk meramalkan kondisi di masa datang, contohnya pada laporan ramalan cuaca.
Analisis awal terhadap publik dan berita adalah bahwa berita menafsirkan sebuah publik dengan mendorong dialog tatap muka. Percakapan diperkuat untuk memecahkan ketidak-pastian tentang makna berita. Percakapan berdasar berita, sebagai sarana rasionalitas publik bergantung pada tidak adanya mata-mata pemerintahan, informan, sensor dan agen rahasia yang ditugaskan oleh pemerintah. Sistem kelas dan negara harus dikeluarkan dari percakapan agar publik bisa mengaktualisasikan potensinya untuk mengajukan kritik rasional. Transformasi sosial sendiri tidak akan bisa meningkatkan rasionalitas publik jika ia tidak mencegah negara agar tidak membebankan hukuman atau penyelidikan atas percakapan kritis.
Ideologi berfungsi memobilisasi pergerakan sosial dalam publik melalui perantara surat kabar dan media lainnya. Pergerakan merupakan sektor publik yang bertujuan untuk proyek publik dan identitas sosial umum. Pergerakan sosial merupakan sektor pulik yang responsif terhadap ideologi; mereka memiliki ideologi yang pada satu sisi menterjemahkan berita dan di sisi lain, menyediakan kesadaran atas identitas sosialnya dari laporan-laporan dalam media berita.
Gagasan “publik” berkembang dengan munculnya gagasan “pribadi”. Hubungan antara keduanya tidak selalu sama di semua negara. Publik dan pribadi berkembang bersama. Untuk membuat suatu permasalahan menjadi masalah publik berarti membukanya terhadap orang-orang asing, mereka yang umumnya tidak telrihat dan terdengar. Pada tingkatan paradigmatik publik adalah di laur keluarga. Pertumbuhan publik dan pribadi yang bersamaan berarti perkembangan batasan kekuatan publik, pembentukan batasan bagi sebuah lembaga dimana publik tidak bisa ikut campur di dalamnya.
b. Daniel Bell dengan “masyarakat pasca industri”
Daniel Bell menyediakan enam perubahan struktur sosial yang berkaitan dengan transisi ke masyarakat pasca-industri:
I. Dalam ekonomi, ada transisi dari produksi barang dengan penyediaan layanan. Produksi barang seperti pakaian dan penurunan baja dan layanan seperti menjual hamburger dan saran menawarkan investasi meningkat. Meskipun layanan mendominasi dalam berbagai sektor, kesehatan, pendidikan, penelitian, dan jasa pemerintah yang paling menentukan bagi suatu masyarakat pasca-industri.
II. Pentingnya kerah biru , (misalnya pekerjaan manual, pekerja perakitan line) dan penurunan (misalnya pengacara profesional, dokter, dan insinyur) dan pekerjaan teknis (misalnya pemrogram komputer) datang untuk mendominasi. Yang paling penting khusus adalah munculnya ilmuwan (misalnya, insinyur khusus, seperti genetik atau listrik). Banyak kota-kota pertambangan dan permukiman serupa wajah skala besar pengangguran sebagai akibat dari pentingnya peningkatan baik pengetahuan teoritis dengan penurunan simultan di bidang manufaktur dan meningkatkan pentingnya lingkungan hidup . Banyak penduduk kota-kota industri manfaat, seperti yang sedekah .
III. Alih-alih pengetahuan praktis, teoritis pengetahuan semakin penting dalam masyarakat pasca-industri. pengetahuan tersebut dilihat sebagai sumber dasar inovasi (misalnya, pengetahuan yang diciptakan oleh orang-orang ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Genom Manusia mengarah kepada cara-cara baru untuk mengobati banyak penyakit). Uang Muka dalam pengetahuan juga menyebabkan kebutuhan untuk inovasi lain seperti cara untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan etis yang diajukan oleh kemajuan Teknologi kloning. Semua ini melibatkan penekanan pada teori daripada pengetahuan empiris dan di kodifikasi pengetahuan. Pertumbuhan eksponensial pengetahuan teoretis dan dikodifikasi, dalam semua varietas, adalah penting bagi munculnya masyarakat pasca-industri.
IV. masyarakat pasca-industri berusaha untuk menilai dampak teknologi baru dan, jika diperlukan, untuk melakukan kontrol atas mereka Harapannya, misalnya, untuk lebih baik memantau hal-hal seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan untuk meningkatkan mereka sehingga kecelakaan seperti itu di Three-Mile Island atau Chernobyl dapat dicegah di masa depan. Tujuannya adalah dunia teknologi lebih pasti dan lebih aman. Doktrin prinsip pencegahan ini kadang-kadang digunakan dalam mencegah aspek terburuk dari teknologi baru, seperti kloning dan rekayasa genetik , bila tidak ada bukti dampak negatif mereka.
V. Untuk menangani penilaian tersebut dan kontrol, dan lebih umum kompleksitas murni masyarakat pasca-industri, teknologi intelektual baru yang dikembangkan dan diimplementasikan. Mereka termasuk cybernetics , teori permainan dan teori Informasi .
VI. Hubungan baru ditempa dalam masyarakat pasca-industri antara ilmuwan dan teknologi baru yang mereka ciptakan, serta perkembangan teknologi sistematis, terletak di dasar masyarakat pasca-industri. Ini mengarah pada kebutuhan universitas lebih dan mahasiswa yang berbasis. Bahkan, universitas ini sangat penting masyarakat pasca-industri. universitas ini menghasilkan para ahli yang dapat membuat, panduan, dan kontrol dan secara dramatis mengubah Teknologi baru.
Daniel Bell mengembangkan gagasan "Post-Industrial Society" Daniel Bell didirikan terutama ide tentang masyarakat pasca-industri melalui karyanya 1973 Kedatangan Masyarakat Post-Industri. Dalam karya ini ia menggambarkan Uni Soviet dan Amerika Serikat sebagai negara industri hanya dua. Dikotomi antara dua adalah pola pikir kapitalis dan kolektivis. Dia benar memprediksi atribut dari masyarakat kapitalis industri-pos, seperti difusi modal global, etidakseimbangan perdagangan internasional, dan penurunan sektor manufaktur di dalam negeri depan AS.
Aspek budaya masyarakat pasca-industri Bell menekankan perubahan asyarakat pasca-industri tidak hanya sosial struktural dan ekonomi; nilai-nilai dan norma dalam masyarakat pasca-industri yang berubah. Rasionalitas dan efisiensi menjadi nilai penting dalam masyarakat pasca-industri. Akhirnya, menurut Bell, menyebabkan nilai-nilai ini memutuskan antara struktur sosial dan budaya. Sebagian besar masalah yang unik hari ini modern dapat secara umum dikaitkan dengan pengaruh masyarakat pasca-industri. Sejumlah besar orang dapat menemukan diri dengan peran tidak didefinisikan dengan jelas. Masalah ini terutama diucapkan di mana pasar-bebas mendominasi. Mereka dapat mencakup kesenjangan ekonomi, melakukan outsourcing pekerjaan domestik, dll
The post-modern dan pasca-Marxis gagasan bahwa basis ekonomi (manufaktur dan pertanian) dan suprastruktur ideologis (seni, agama, filsafat, ilmu pengetahuan, dll) adalah hal yang sama, yang serupa dengan sebuah monocoque bertubuh mobil (seperti sebagai Tawon Hudson ) , adalah sebuah benang merah dalam pemikiran pasca-industri. Sebagai contoh, penekanan pada seni sebagai sektor ekonomi yang penting bukan hanya sarana untuk mengeksplorasi tema rohani dan ide-ide politik, atau alat ekspresi pribadi adalah kasus di titik. Aktor dan direktur artistik Old Vic Theatre , Kevin Spacey , berpendapat kasus ekonomi untuk seni dalam hal penyediaan lapangan kerja dan menjadi lebih penting dalam ekspor dari manufaktur (serta peran pendidikan) di kolom tamu ia menulis untuk The Times. Dapat dikatakan bahwa sektor kreatif telah mengambil peran yang lebih menonjol di belakang kemunduran manufaktur dan bahwa, di beberapa negara, menghasilkan ekspor lebih dari manufaktur sendiri.
Lain jelas lagi contoh argumen ini monocoque adalah internet . Sementara digunakan untuk e-commerce dan kegiatan ekonomi lainnya, juga dapat digunakan untuk menyebarluaskan puisi, memberi saran praktis atas yang ditolak cintanya oleh pacar Anda dan memberi Anda hasil sepak bola terakhir sebagai bagian dari suprastruktur ideologis. Mereka secara efektif menjadi monocoqued dengan menggunakan alat yang sama dan perangkat lunak.
Namun, ini argumen dasar dan superstruktur yang bisa dibedakan dari satu sama lain juga dapat digunakan secara retrospektif sepanjang sejarah. Hal ini dapat digunakan untuk menyatakan bahwa pra-Kristen kultus kesuburan adalah ekonomi maupun ideologis konstruksi karena ekonomi mereka depedent pada kesuburan mereka sembah, terutama saat mereka pra-industri agraria ekonomi di mana makanan sering kali langka.
Kritik
Teori Bell bukanlah tanpa masalah (Veneris, 1984, 1990). Bell (1973, p.15) menyatakan bahwa "masyarakatnya pasca-industri" adalah "layanan ekonomi". "Layanan" adalah sektor ekonomi yang ketiga, sesuai dengan Colin Clark , dua lainnya menjadi "primer" dan "sekunder" (itu sebabnya sektor jasa ini disebut juga "tinggi"). Bell menyadari adanya kekurangan dari pendekatan ini.
Teori revolusi Informasi menyediakan sebuah metode kerangka teoritis dan empiris jelas jauh dari masyarakat pasca-industri "". Salah satu yang harus diperhatikan juga bahwa ketika sejarawan dan sosiolog dianggap revolusi yang diikuti masyarakat pertanian mereka tidak menyebutnya "pasca-pertanian" masyarakat / revolusi. Sebaliknya, mereka mencoba untuk mengidentifikasi fitur yang paling menonjol dari revolusi baru dan menciptakan istilah "industri". Dalam cara yang sama, istilah "pasca-industri" yang bermasalah karena hanya menandakan keberangkatan, bukan arah, dan istilah alternatif harus dicari.
Lain kritik dengan ide-industri masyarakat pasca berasal dari kelompok ahli geografi (seperti Allen Scott dan Edward Soja ) yang berpendapat bahwa industri tetap di pusat dari keseluruhan proses akumulasi kapitalis, dengan layanan tidak hanya menjadi semakin maju dan automotized , tapi tetap sangat tergantung dari pertumbuhan industri. Tidak hanya layanan produktif yang secara langsung dapat disewa oleh sektor industri, tetapi bahkan jasa keuangan di kota-kota global, secara langsung didukung oleh keuntungan yang diperoleh dengan investasi pada sektor industri di seluruh dunia. Strategi baru lokalisasi industri, yang sejak tahun 1970-an bergeser beberapa blok kegiatan manufaktur ke daerah rendah biaya di luar negara-negara industri, dibuat, menurut argumen ini, ilusi masyarakat pascaindustri di wilayah ini pekerjaan yang terkonsentrasi di sektor jasa, namun masih sangat terhubung dengan ekonomi industri outsourcing ke daerah lain. Para penulis, terutama Ed Soja (berdasarkan Henri Lefebvre ), mengusulkan agar sosiologi mana para pendukung ini transisi pascaindustri memiliki masalah metodologis yang kurang pentingnya ruang, produksi dan organisasi, dalam reproduksi hubungan sosial, dan kapitalisme itu sendiri . Ini "manhattanist" sikap terhadap hasil penelitian urbanitas dalam penempatan industri di tempat buta, dan tidak memvisualisasikan skala geografis lain yang pokok untuk pemahaman yang tepat dari kota global itu sendiri.
c. Collin Cherry dengan “ledakan komunikasi massa”
Komunikasi massa adalah proses interaksi antara komunikator dengan audiens melalui media massa. Tayangan-tayangan yang dihadirkan oleh media massa kepada audiens semata-mata ingin memberikan informasi dan hiburan kepada audiens. Respon dari audiens adalah hal yang dibutuhkan oleh media tersebut. Jika tayangan yang disajikan oleh media sangat menarik perhatian audiens, maka disini bisa terjadi yang Collin Cherry sebut sebagai “ledakan komunikasi massa.” Yakni dimana audiens secara keseluruhan memberikan respon terhadap apa yang dihadirkan oleh media. Hal ini bisa berupa kritik dan saran dari audiens. Misalnya, pemberitaan mengenai kasus Gayus Tambunan yang menjadi tersangka korupsi pajak sebesar 25 M. Kasus ini menimbulkan opini public yang beragam. Public seakan bisa menghakimi kesalahan yang dibuat oleh Gayus. Padahal kasus nya pun belum disidangkan di pengadilan Tipikor. Tapi atas kesalahan yang dilakukan oleh Gayus dan rekan-rekanya ini menimbulkan spekulasi yang negative di kalangan masyarakat luas
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan Media sangat cepat darizaman Romawi kuno sekitar 60 SM sampai sekarng ini, dengan ditandai beberapa macam media media surat kabar, radio, film dan televisi serta media baru yang sekrng berkembang dan sangat banyak peminatnya yaitu media internet.
Dan beberapa ilmuan juga berpendapat tentang perkembangan media tersebut. Diataranya Robert L. mathis dan Jhon H. Jackson serta Daniel Lerner, Daniel Bell, Collin Cherry
DAFTAR PUSTAKA
http://katahindu.wordpress.com/2012/10/18/sejarah-perkembangan-media/
Perkembanganmedia.blogspot.com/2010/04/perkembangan-media-menurut-para-ahli.html
www.answers.com/topic/post-industrial-society
Nurudin.2007.Pengantar komunikasi massa.Jakarta:Rajagrafindo Persada
0 komentar:
Posting Komentar