Dengan
tumbangnya daulah Bani Umayyah maka keberadaan Daulah Bani Abbasiyah
mendapatkan tempat penerangan dalam masa kekhalifahan Islam saat itu, dimana
daulah Abbasiyah in sebelumnya telah menyusun dan menata kekuatan yang begitu
rapid an terencana. Dan dalam makalah ini akan diurakan sesikit
menganaiberdirinya masa kekhalifahan Abbasiyah, masa kejayaan dan prestasi apa
saja yang pernah diraih serta apa saja penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah.
A. Kelahiran
Daulah Abbasiyah
- Pemerintahan As-Saffah
Khalifah
abbasiyah yang pertama adalah Abu Abbas, dialah yang diberi kepercayaan kepada
pamannya Abdullah dalam perang melawan Marwan II, khalifah terakhir Bani
Umayyah. Hingga akhir khalifah Abbas memberi kepercayaan kepada SalihBin Ali
untuk membunuhMarwan, yang kemudian kepala marwan dikirim ke khalifah Abbas.
Saffah
kemudian dipindah ke Anbar, dia menggunakan sebagian besar dari masa
pemerintahannya untuk memeragi pemimpin-pemimpin arab yang membantu Umayyah.
Dia mengusir mereka kecuali Abdurrahman yang tidak berapa lama kemudian
mendirikan dinasti Umayyah di Spayol. Saffah juga memutuskan untuk menghabisi
nyawa beberapa orang pembantu bani Umayyah. Ia membunuh Abu Salama, dikenal
sebagai menteri (Wadi’) dari keluarga Nabi Muhammad, seperti halnya dia
membunuh Abu Hubayra, salahsatu dari pemimpin bani Umayyah zaman Marwan II
setelah memberi kebebasan kepadanya.
Kekhalifahan
Saffah bertahan selama 4 tahun sembulan bulan. Dia wafat pada tahun 136 H di
Anbar, satu kota
yang telah dijadikan sebagai tmpat kedudukan pemerinyahannya.
- Sistem Kekhalifahan Abbasiyah
Khalifah
Abbasiyah kedua mengambil gelar Al-Mansur dan meletakkan dasar-dasar
pemerintahan Abbasiyah. Di bawah Abbasiyah, kekhalifahan berkembang sebagai
system politik. Dinasti ini muncul dengan bantuan orang-orang Persia yang
merasa bosan terhadap bani Umayyah di dalam masalah sosial ddan pilitik
diskriminas. Khalifah-khalifah Abbasiyah yang memakai gelar”Imam”
pemimpinmasyarakat muslim untuk menekankan artikeagamaan kekhalifahan.
Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyahdi dalam mengumumkanlebih dari satu putra
mahkota raja.
Mansur
dianggap sebagaipendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi
ibukota DinastiAbbasiyah danmerupakan pusat perdaganganserta kebudayaan. Hingga
Baghdad dianggap sebagai kota
terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian.
Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.
B. Kejayaan
Daulah Abbasiyah
1.
Gerakan penerjemahan
Meski
kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah Umayyah, upaya untuk
menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama bahasa yunani dan Persia ke dalam
bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari
naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran.
Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah
terutama dalam bidang tata Negara dan sastra.
Pelopor
gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah
Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota
Baghdad. Pada
awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi,
kimia dan kedokteran. Kemudiannaskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato
juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan
tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika
juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah
jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal
bahasa,arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
-
Baitul hikmah
Baitul
hikmah merupakan perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu
pengetahuan.
-
Pada masa harun ar-rasyid
Institusi
ini bernama Khizanahal-Hikmah (Khazanah kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai
perpustakaan dan pusat penelitian.
-
Pada masa al-ma’mun
Lembaga ini
dikembangkan sejak tahun 815 M dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang
dipergunakan secara lebihmaju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno
yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dariEthiopia danIndia. Direktur
perpustakaannya seorang nasionalis Persia dan ahli pahlewi, Sahl Ibn
Harun. Di bawah kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga
sebagai pusat kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.
2.
Dalam bidang filasafat
Pada masa
ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti
logika, geometri, astronomi, dan musik yang dipergunakan untuk menjelaskan
pemikiran abstrak, garis dan gambar, gerak dan su ibn Ishaq al-Kinemasa
abbasiyah seperti Ya’kub ibn Ishaq al-Kinl-Farabi,Ibn Bajah, Ibnu Tufaildan Ibn
Rushd menjelaskan pemikiran-pemikirannya dengan menggunakan contoh, metamor,
analogi, dan gambaranimajinatif.
3.
Dalam bidang hukum Islam
Karya
pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740
M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu
Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya
sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar
(terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya
terselamatkankarena ditulis oleh para muridnya.
4.
Perkembangan Ekonomi
Ekonomi
imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai
macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas
dari samarkand,
serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq.
Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah
kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena
industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung
lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang
dari Nubia
dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan
dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan
dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa
puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah
semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
5.
Dalam bidang Peradaban
Masa
Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani
Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan
mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk
kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu
pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini. Pesatnya
perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajua ekonomi imperium yang menjadi
penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama
pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam
C. Runtuhnya
Daulah Abbasiyah
Sebab –sebab keruntuhan daulah Abbasyiah
- Keruntuhan dari segi internal ( dari dalam )
Ø Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan
pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
Ø Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi
pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
Ø Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok
Arab dan Persia
menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Ø Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah
kepada mereka sangat tinggi.
Ø Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
Ø Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
- Keruntuhan dari segi eksternal (dari luar )
Ø Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak
korban.
Ø Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang
menghancrkan Baghdad.
Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan
muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan
Mughal di India.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan
penguasanya adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini
didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai masa
keemasannya.Secara politis, khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan
pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran
masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan
landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun
setelah periode ini berakhir pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang
politik meskipun filsafat dan ilmu ilmu pengetahuan terus berkembang.
Pada mulanya ibu kota
negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun untuk lebih memantapkan dan
menjaga setabilitas Negara al-Mansyur memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad.
Dengan demikian pusat pemerintahan dinasti Abasiyah berada di
tengah-tengah bangsa Persia.
Al-Mansyur melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat
sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif.
Dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator
departemen, dia juga menbentuk protokol Negara, sekertaris, dan kepolisian
Negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Jawatan pos yang sudah ada
ditingkatkan peranannya dari mengatar surat
sampai menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi
kenegaraan dapat berjalan lancar.
Puncak perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari
kreatifitas penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai
sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam,
lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian
berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan dan
akademi.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat antara lain al-Farabi,
Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi menulis buku tentang filsafat, logika,
jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibnu
Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat diantaranya adalah As-Syifa'.
B. Saran
Dari penjelasan di atas kita
sebagai umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan
menghasilkan pencapaian tujuan yang maksimal, seperti kisah pendirian dinasti
Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai
suatu dinasti yang menomorduakan mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan
dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa mengambil manfaat yang bisa kita rasakan
sampai saat ini, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang
hidup pada zaman modern bisa meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah
Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat
belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada dinasti besar ini agar tidak
sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita. Mereka telah dibutakan oleh
kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir seluruh keluarga dinasti
Umayyah yang notabene adalah sesama umat Islam. Selain itu kecerobohan yang
terjadi pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada masa dinasti Abbasiyah
yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti Abbasiyah. Kebiasaan penguasa
berfoya-foya menyebabkan runtuhnya kekuasaan yang telah susah payah mereka
dirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Hassan Ibrahim.1989. Sejarah
dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta.
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan
Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.
0 komentar:
Posting Komentar