BAB II
KONSEP PIMPINAN
DALAM PEKERJAAN MENAJERIAL
A.
Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa
inggris, manage yang artinya mengemudikan, mengurus, memerintah dan
memimpin. Management arti kata pimpinan, direksi dan pengurus. Ada pula
kata managing yang mengandung arti dengan benar, dengan dipertimbangkan, tangkas
dan mengurus.
Adapun secara terminologis manajemen adalah segenap
perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas dalam suatu
usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Muhsin MK, 2009: 47-48). Menurut
TIM DOSEN UNY dalam bukunya “Manajemen Pendidikan” bahwa pengertian manajemen
terbagi menjadi dua yaitu pertama, manajemen sebagai penyelenggara yaitu
sebagai proses atau kegiatan memanajemen dan sebagai orang yang melakukan
kegiatan manajemen tersebut. Dan kedua, manajemen sebagai manajemen
Administratif maksudnya manajemen dan administratif kerap disamamaknakan dan
menunjukan hal yang sama.
Pengertian lain yang dikemukakan oleh G.R Terry yang terdapat didalam
buku “Pemimpin dan Kepemimpinan : Kartini Kartono” sebagai berikut
-
Manajemen
adalah kekuasaan yang mengatur suatu usaha, dan bertanggung jawab atas
keberhasilan atau kegegagalan daripadanya
-
Menejemen
adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan
dengan menggunakan uapaya-upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat
dan sumber-sumber manusia
-
Secara
sederhana manajemen adalah melaksanakan perbuatan-perbuatan tertentu dengan
menggunakan tenaga orang lain.
Selanjutnya, manajemen dapat disebut pula sebagai pengendali suatu
usaha; yaitu merupakan : (1) proses pendelegasian / pelimpahan wewenang kepada
beberapa penanggung jawab dengan tugas-tugas kepemimpinan, dan (2) proses
penggerakan serta bimbingan pengendalian semua sumber daya manusia dan sumber
material dalam kegiatan pencapaian sasaran organisasi. Dengan demikian,
manajemen memungkinkan terjadinya perpaduan dari semua usaha dan kegiatan
mengarah pada tujuan organisasi, menciptakan kerja sama yang baik demi
kelancaran dan efektifitas kerja, untuk mempertinggi daya-guna semua sumber dan
mempertinggi hasil guna. (Kartini Kartono, 1997:144)
B.
Pekerjaan Manajemen (Manajerial)
Pekerjaan Manajemen sama halnya fungsi-fungsi manajemen dalam hal
ini salah satu ayat-Nya mengemukakan sebagai berikut: “ mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka. Beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, suapaya mereka itu dapat menjaga
dirinya (QS. At-Taubah : 122)
Dalam ayat ini terkandung beberapa fungsi manajemen, yakni (1) planning
/ perencanaan (mengapa tidak pergi), (2) organisasi (tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang), (3) actualing/pelaksanaan (memperdalam
pengetahuan tentang agama, (4) controlling (memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali, (5) goal/tujuan (supaya dapat
menjaga dirinya). (Muhsin MK, 2009: 49).
Sedang menurut G.R. Terry, fungsi-fungsi manajemen itu meliputi
empat peristiwa yang disingkat dengan POAC yaitu Planning (perencanaan),
Organizing (pengorganisasian), actualing (penggerakan) dan control
(pengawasan)
Dibawah ini secara ringkas akan diterangkan fungsi-fungsi
manajemen; yaitu masalah perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan
dan tujuan yang harus dikuasai oleh setiap pemimpin
1.
Planning (perencanaan)
Planning atau perencanaan adalah kegiatan menentukan sebelumnya sasaran
yang ingin dicapai, dan memikirkan cara serta sarana-sarana pencapaiannya.
Alokasi sumber-sumber yang amat terbatas, merupakan dasar prinsipil bagi
perencanaan dan pengorganisasian. Perencanaan menetukan terlebih dahulu apa
yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan siapa yang harus
melaksanakan kegiatan tersebut. Perencanaan harus meliputi segi-segi teknis,
ekonomis, sosial dan pelayanan. Jadi perencanaan menjembatani status sekarang
dengan sasaran yang ingin dicapai pada masa yang mendatang. Sasaran yang ingin
dicapai itu menjadi parameter (ukuran perbandingan) bagi setiap pemimpin untuk
menentukan : sederetan aktivitas yang harus dilakukan, agar setiap npengikut
dan bawahan dapat memberikan kontribusi maksimal dan positif.
Termasuk
dalam sasaran ialah maksimalisasi keuntungan dengan menghilangkan
hambatan-hambatan sebanyak mungkin, kebijakan yang inovatif, dan penentuan
sasara samping dengan tujuan utama ialah mengadakan peramalan. Maka peramalan
dan penentuan tujuan itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Juga
pengambilan keputusan dalam penentuan sasaran yang dituju, penggunaan sarana
dan langkah-langkah knkrit yang akan diambil, semua merupaka bagian dari
perencanaan. Ringkasnya perencanaan mencakup: perkiraan masa mendatang, dan
perkiraan kemungkinan-kemugkinan yang terjadi dengan jalan :
o
Memperhitungkan
semua sumber yang tersedia
o
Menentukan
tujuan
o
Menetapkan
kebijakan
o
Menetapkan
prosedur dan metode-metode yang tepat, logis dan sistematis, untuk
pendaya-gunaan semua energi dan kegiatan secara maksimal. (Kartini Kartono,
1997:117).
Perencanaan
yang sempurna menurut ilmu manajemen haruslah meliputi enam bidang sebagai
berikut
(1)
Apa
(what)? Apa sajakah yang hendak diwujudkan dan dilaksanakan
(2)
Siapa
(who)? Siapa yang hendak melaksanakan rencana kegiatan
(3)
Kapan
(when)? Yang dimaksud adalah waktu untuk melaksanakan rencana
(4)
Mengapa
(why)? Mengapa kegiatan itu perlu di laksanakan
(5)
Dimana
(where)? Dimana runag untuk melaksanakan rencana kegiatan
(6)
Bagaimana
(how)? Ini terkait bagaimana cara-cara melaksanakan kegiatan
Selain
perencanaan yang sempurna perlu langkah-langkah konsepsional perencanaan
sebagai berikut:
(1)
Visi
dan misi
(2)
Sasaran
(3)
Strategi
(4)
Kebijakan
(5)
Program
(6)
Anggaran.
(Muhsin MK, 2009: 57).
2.
Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian
adalah pengurusan semua sumber dan tenaga yang ada, dengan landasan konsepsi
yang tepat, dan penentuan masing-masing fungsi (persyaratan tugas, tata kerja,
penanggung jawab, dan antar relasi dari fungsi-fungsi) sehingga merupakan satu
totalitas sistem, dimana bagian yang satu menunjang dan bergantung pada bagian
yang lainnya. Jadi pengorganisasian menjalin ralasi di antara aktivitas kerja,
penggunaan tenaga manusiawi dan pemanfaatan semua faktor fisik, melalui
struktur formal, dengan tugas-tugas dan otoritas sendiri-sendiri. Ringkasnya
tugas pokok dalam pengorganisasian ialah : (a) membagi tugas kerja (b)
menentukan kelompok-kelompok kerja (c) menentukan tingkatan otoritas yaitu
kewibawaan dan kekuasaan untuk bertindak secara bertanggung jawab.
Dengan
adanya sistem-sistem pembagian kerja dengan tugas-tugas khusu atau
spesialisasi, akan bisa dicapai penghematan waktu, keterampilan yang lebih
tinggi dan maksimalisasi kecepatan kerja. Maka tersusunlah hierarki kerja
dengan segala kompleksitasnya; yaitu berupa unit-unit kerja sebagai
segmen-segmen dari satu totalitas yang bisa dikuasai dan diperintah langsung.
Berlangsunglah kemudian relasi kerja yang baik dari organisasian yang
bersangkutan
Menurut
Bertram M Gross, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuag organisasi
secara berekelanjutan dalam jangka panjang yang meliputi kewajiban-kewajiban
berikut : (1) mendapatkan sumber daya, (2) efisiensi, (3) menjalankan proses
produksi, (4) melakukan kkordinasi rasional, (5) pembaruan dan penyesuaian
diri, (6) keselarasan, (7) memuaskan unsur-unsur yang berkepentingan dalam
organisasi.
3.
Actualisasi (pengarahan)
Pengarahan atau
aktualisasi merupakan kegiatan penngerakan pengendalaian semua sumber dalam
usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari semua usaha dan penciptaan
kerjasama, sehingga tujuan dapat dicapai dengan lancar dan lebih efisien. (Kartini
Kartono, 1997:117-118)
Dalam kegiatan
fungsi pelaksanaan terbagi menjadi tiga menurut Muhsin MK, dalam bukunya yang
berjudul “Manajemen Majelis Taklim” yaitu:
a.
Fungsi
Pengawasan (supervisi)
Tentang fungsi
supervisi disebutkan dalam firman Allah Swt, maka, tatkala thalut keluar
membawa tentaranya, ia berkata, Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan
suatu sungai. Maka, siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia
pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menciduk seceduk tangan,
maka ia adalah pengikutku.....(QS. Al-Baqarah : 249)
Dalam ayat ini
terkandung prinsip-prinsip pengawasan, antara lain thalut sebagai pemimpin
mengatur, membimbing dan mengarahkan bawahannya saat hendak menjalankan
tugasnya.
Untuk
melaksanakan fungsi ini diperlukan beberapa tahapan sebagai berikut
(1)
Tahap
pertama : pemimpin wajib
-
memahami
tujuan organisasi dan rencana yang telah ditetapkan
-
menetapkan
sasaran-sasaran
-
mengadakan
pembagian pekerjaan yang rasional dan fungsional
-
memilih
orang-orang yang tepat
-
membagi
sarana-sarana menurut prioritas dan kebutuhan
-
membuat
jadual waktu operasi
-
membimbing,
mendidik, atau melatih tenaga-tenaganya
(2)
Tahap
kedua, pemimpin menetapkan dimualainya kegiatan operasional
(3)
Bawahan
kini menjadi menjadi pemimpin di dalam ruang lingkup wewenang dan tanggung
jawab masing-masing
(4)
Bawahan
bergerak dan bertindak dengan penuh dinamika
(5)
Pemimpn
mengawasi pelaksanaan operasi dan membetulkan kekeliruan-kekeliruan
b.
Fungsi
Koordinasi
(1)
Prinsip
Kerja Sama
Dalam
koordinasi terdapat prinsip kerja sama. Tentang prinsip kerja sama ini,
Al-quran menyebutkan antara lain : dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebagian mereka adalah menjadi peneolong bagi sebgaian yang
lain......(QS. At-taubah:71)....dan bertolong-tolonglah kamu dalam kebajikan
dan takwa dan jangan bertolong-tolong dalam perbuatan dosa dan
kejahatan....(QS. Al-Maidah : 2)
Sementara,
Rasulullah saw menyatakan, “setiap Mukmin terhadap Mukmin lainnya bagaikan satu
bangunan yang menopang satu bagian terhadap bagian lainnya (Hr. Bukhori dan
Muslim)
Di sini, Allah
Swt dan Rasulullah Saw menjelaskan, antara lain, tentang betapa pentingnya
menegakkan persatuan dan kerja sama dalam satu organisasi islam, termasuk dalam
majlis taklim.
(2)
Prinsip
serasi dan sejalan
Selain kerja
sama, dalam kegiatan dan proses koordinasi juga memerlukan prinsip serasi atau
keserasian dan sejalan. Antara pimpinan dan yang dipimpinnya harus serasi dan
sejalan didalam melaksanakan tugas operasionalnya.
Koordinasi yang
baik dapat menghasilkan beberapa hal diantaranya, (1) menghilangkan titik
pertentangan, (2) mengharapkan pelasana-pelaksana operasi berpikir, (3)
mencegah kesimpangsiuran, (4) mengembangkan daya inisiatif dan inproviasi
c.
Fungsi
komunikasi
Dalam
pelaksanaan tugas dan kegiatan juga memerlukan fungsi komunikasi. Seorang
pemimpin harus mampu melakukan komunikasi dengan mereka yang dipiminnya, antara
lain memberikan perintah, intruksi, dan pesan agar pelaksanaan tugas dan
kegiatan dapat berjalan dengan baik dan berhasil.
Didalam
organisasi, terdapat tiga macam hubungan komunikasi :
(1)
Dari
pimpinan kepada yang dipimpin yang berisyarat perintah, petunjuk, intruksi,
koreksi dll
(2)
Dari
yang dipimpin kepada pimpinan (pengurus), berupa laporan, konsultasi dan usul
(3)
Setingkat,
ialah hubungan timbal balik di antara teman sejawat, berupa pemberian
informasi, permintaan kerja sama dan lain-lain.
4.
Controling
(Pengawasan)
Pengawasan
sering diartikan mencari kesalahan padahal yang dimaksud adalah menemukan
hambatan yang terjadi, sehingga dapat segera diatasi, istilah yang sering
digunakan dalam pengawasan adalah “supervisi”. Supervisi merupakan bagian dari
administrasi dan manajemen pendidikan. Kata supervisi berasala dari bahasa
inggris supervision yang
mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan dengan secara
keseluruhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Spervisi
menurut Ngalim Purwanto adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu bawahan dalam melaksanakan pekerjaan mereka secara aktif
mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan, penyampaian pesan-pesan
bagi pembinaan, peniliain dan pengendalian. (H. Khaerul Wahidin, 2010:27)
Pengawasan
perlu dilaksanakan agar para pengikut dapat bekerja sama dengan baik kearah
pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan umum organisasi. Pengawasan dilakukan
untuk mengukur hasil pekerjaan, dan menghindari penyimpangan-penyimpangan jika
perlu segara melakukan
tindakana-tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan tersebut. Fungsi
staffing diartikan sebagai alokasi jabatan-jabatan dalam mana pribadi-pribadi
tertentu ditugaskan untuk menduduki jabatan-jabatan kepemimpinan. Sehingga
tersusun hierarki kerja yang diinginkan. (Kartini Kartono, 1997:119)
Fungsi
pengendalian organisasi harus lebih ditunjukan antara lain keapada faktor
manusianya dan harus dilakukan dlam situasi dan kondisi yang tepat dan mengenai
sasaran. Untuk itu, pengendalian harus dilakukan dalam dua tahapan sebagai
berikut.
-
Pada
waktu pekerjaan telah selesai, untuk emndapatkan fakta-fakta yang terjadi
selama pekrjaan berlangsung. Pengendali pada periode ini tidak dapat dilakukan
koreksi atau pembetulan dari penyimpangan, melainkan dapat meminta tanggung
jawab formil dari pelaksana atau menghasilkan konsepsi baru untuk perencanaan
berikutnya
-
Selama
pekerjaan berlangsung. Pengendalian dalam periode ini bersifat pengamanan sebab
dapat langsung melakukan tindakan korektif atas pelaksanaan opersional sehingga
penyimpangan dari rencana dapat segera diperbaiki.
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen yaitu merupakan : (1) proses pendelegasian / pelimpahan
wewenang kepada beberapa penanggung jawab dengan tugas-tugas kepemimpinan, dan
(2) proses penggerakan serta bimbingan pengendalian semua sumber daya manusia
dan sumber material dalam kegiatan pencapaian sasaran organisasi
Pekerjaan manajemen atau fungsi manajemen terbagi menjadi empat
yaitu:
1.
Planning atau perencanaan adalah kegiatan menentukan sebelumnya sasaran
yang ingin dicapai, dan memikirkan cara serta sarana-sarana pencapaiannya
2.
Pengorganisasian
adalah pengurusan semua sumber dan tenaga yang ada, dengan landasan konsepsi
yang tepat, dan penentuan masing-masing fungsi (persyaratan tugas, tata kerja,
penanggung jawab, dan antar relasi dari fungsi-fungsi) sehingga merupakan satu
totalitas sistem, dimana bagian yang satu menunjang dan bergantung pada bagian
yang lainnya
3.
Pengarahan
atau aktualisasi merupakan kegiatan penngerakan pengendalaian semua sumber
dalam usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari semua usaha dan
penciptaan kerjasama, sehingga tujuan dapat dicapai dengan lancar dan lebih
efisien
4.
Pengawasan
sering diartikan mencari kesalahan padahal yang dimaksud adalah menemukan
hambatan yang terjadi, sehingga dapat segera diatasi, istilah yang sering
digunakan dalam pengawasan adalah “supervisi”. Supervisi merupakan bagian dari
administrasi dan manajemen pendidikan
KONSEP PIMPINAN DALAM PEKERJAAN MANAJERIAL
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Leadership
Dosen : Dr. H. Amin Haedari, M.Pd dan Dr. H. Adib, M.Ag
Disusun Oleh :
ALIMIN
IDING SANUSI
Program Pascasarjana / Menejemen Pendidikan Islam IT /smt I
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
BUNGA BANGSA CIREBON (BBC)
CIREBON
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami selaku
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta Salam
terlimpahkan kepada baginda Rasulullah saw yang telah menunjukkan kita kepada
jalan yang lurus, semoga kita menjadi ummatnya yang beruntung kelak di akhir
zaman.
Pemakalah juga berterima kasih
kepada Dr. H.
Amin Haedari, M. Pd dan
Dr. H. Adib, M. Ag. sebagai dosen Mata Kuliah Leadership yang telah memberikan pengarahan kepada kami
seutuhnya.
Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah ikut serta membantu tersusunnya makalah yang sederhana ini, semoga dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang Konsep Pimpinan dalam Pekerjaan
Manajerial.
Segala kekurangan adalah milik
kami, dan untuk itu kami mengharapkan segala masukan dan kritiknya demi
kemajuan kita bersama.
Cirebon, 01 November 2016
Penyusun
i
|
DAFTAR ISI
PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A. Pengertian Manajemen........................................................................................ 2
B. Pekerjaan Manajerial........................................................................................... 3
BAB III KESIMPULAN............................................................................................... 9
ii
|
DAFTAR PUSTAKA
MK, Muhsin, 2009, Manajemen Majlis Taklim,
Jakarta : PUSTAKA INTERMASA
M. Amirin, Tatang, dkk, 2011, Manajemen
Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press
Wahidin, Khaerul, 2010, Pengembangan Manajemen Pendidikan
Islam, Cirebon: UMC Press
Kartono, Kartini, 1997, Pemimpin dan
Kepemimpinan
Zusnani, Ida, 2012, Manajemen Pendidikan
Berbasis karakter Bangsa, Jakarta: Tugu Publisher