TRANSLATE THIS BLOG

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 22 Desember 2012

ALAT ALAT DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM


ALAT ALAT DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM
A. ALAT-ALAT
Alat pendidikan adalah suatu tindakan / perbuatan / situasi / benda yang sengaja diadakan untuk mempermudah pencapaian pendidikan. Alat pendidikan dapat juga di sebut sebagai sarana / prasarana pendidikan. Sarana pendidikan terbagi kepada dua bagian yaitu : Pertama, Sarana fisik pendidikan; Kedua, Sarana non fisik pendidikan.
1.      Sarana Fisik Pendidikan.
a)      Lembaga Pendidikan
Lembaga atau badan pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia, yang memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Lembaga pendidikan ini dapat berbentuk formal, informal, dan non formal.
Secara formal pendidikan di berikan di sekolah yang terkait aturan – aturan tertentu, sedangkan non formal di berikan berupa kursus-kursus yang aturannya tidak terlalu ketat, dan yang secara informal pendidikan di berikan di lingkungan keluarga.
b)      Media Pendidikan.
Media disini berarti alat-alat / benda-benda yang dapat membantu kelancaran proses pendidikan, Seperti: OHP, Komputer, dan sebagainya.
2.      Sarana Non Fisik Pendidikan
Yaitu alat pendidikan yang tidak berupa bangunan tapi berupa materi atau pokok-pokok pikiran yang membantu kelancaran proses pendidikan. Sarana pendidikan non fisik ini terdiri dari :
a). Kurikulum
Kurikulum merupakan bahan-bahan pelajaran yang harus di sajikan dalam proses pendidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan. Dalam IPI kurikulum merupakan komponen yang amat penting karena juga sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan itu. Selain itu kurikulum yang diberikan di upayakan agar anak didik dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
b). Metode
Metode dapat di artikan sebagai cara mengajar untuk pencapaian tujuan. Penggunaan metode dapat memperlancar proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.Metode-metode tersebut, seperti: Metode Ceramah, Metode Tanya jawab, Metode Hafalan, Cerita, Diskusi, dan lain-lain.
c)      Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara memberikan penialaian terhadap hasil belajar murid. Evaluasi dapat berbentuk tes dan non tes.
Evaluasi tes dapat berupa: essay, tes objektif, dan sebagainya. Sedangkan evaluasi non tes dapat berupa: penilaian terhadap kehadiran, pengendalian diri, nalar, dan pengalaman.
d)     Manajemen
Pengelolaan yang baik dan terarah sangat diperlukan dalam mengelola lembaga pendidikan agar tujuan yang di harapkan dapat tercapai. Pengembangan sistem pendidikan islam membutuhkan manajemen yang baik. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penempatan pegawai, dan pengawasan yang baik akan memperkuat pendidikan Islam sehingga out put yang di hasilkan akan berkualitas dan dapat menjawab tantangan zaman.
e)       Mutu Pelajaran
Peningkatan mutu pelajaran tidak terlepas dari peningkatan kualitas tenaga pengajar. Kualitas tenaga pengajar ini dapat di usahakan melalui bimbingan, penataran, pelatihan, dan lain-lain.
f)       Keuangan

B. Lembaga Pendidikan Islam
Kata “lembaga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan usaha. Selanjutnya menurut Dra. Enung Rukiati dan Dra. Fenti Hikmawati dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, mengungkapkan bahwa lembaga adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan. Sedangkan pendidikan Islam menurut pendapat Omar Muhammad al-Taumy yang dikutip dalam buku Kapita Selekta Pendidikan Islam, karangan Drs. Akmal Hawi. Mag menyatakan pendidikan Islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan alam sekitarnya melalui interaksi yang dilakukan oleh individu tersebut. Lalu Drs Akmal Hawi secara khusus berpendapat mengenai hal ini di dalam bukunya Dasar-dasar Pendidikan Islam menyatakan bahwa Pendidikan Islam ialah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk membuat anak menjadi pengabdi Allah. Senada dengan pendapat para ahli di atas, H.M. Arifin menegaskan bahwa pendidikan Islam berarti sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrowi.
Dari keterangan para ahli tersebut, dapat kami simpulkan bahwa lembaga pendidikan Islam ialah suatu wadah atau badan yang berusaha membentuk anak menjadi pengabdi Allah dan memberikan kemampuan kepadanya untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam.
Secara Umum lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
       I.            Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga atau yang dikenal dalam dunia akademisi ialah pendidikan informal merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi kehidupan anak di dalam mendapatkan didikan dan bimbingan. Drs. Akmal Hawi berpendapat bahwa keluarga merupakan tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidiknya. Lalu Hasbullah mengutip pendapat Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya Dasar-dasar Pendidikan mengenai tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarganya yang lain. Dalam hal ini sepertinya para ahli berpendapat bahwa pendidikan informal/keluarga merupakan peletak dasar awal pendidikan yang secara tidak langsung dirasakan si anak.
    II.            Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, merupakan jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Menurut Hasbullah, yang dimaksud pendidikan sekolah ini ialah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi). Menurut Drs Akmal hawi, sebagai pendidikan Islam formal memiliki tanggung jawab untuk membimbing, mengembangkan dan bertingkah laku sesuai dengan tuntunan Ilahi, yang pada akhirnya akan menemukan makna hidup sesungguhnya.
 III.            Pendidikan Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan masyarakat telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Hasbullah menjelaskan bahwa Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, yang meliputi dari segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Banyak Rupa dari pendidikan masyarakat, antara lain Drs. Akmal Hawi memberikan contoh, seperti pengajian-pengajian berupa membaca tulis al-Qur’an dan ceramah agama serta majelis-majelis taklim.


0 komentar:

Posting Komentar

Translate

Jalanku Untuk-MU